Pendidikan Seksual di Sekolah, Memerangi Bahaya Pornografi Pada Anak

Fimela diperbarui 30 Apr 2014, 14:25 WIB

Memiliki anak di usia SD hingga SMP tentu memberikan tantangan tersendiri untuk Anda dalam menyediakan segala kebutuhannya, termasuk pemberian pendidikan seksual tentunya. Apalagi di jaman yang serba cepat sekarang ini, online pornography yang menyebar dengan kilatnya membuat Anda ketar-ketir akan aktivitas online anak. Yang perlu Anda perhatikan adalah, menurut survei dari Ofcom yang diberitakan oleh bbc.co.uk semakin banyak jumlah anak-anak yang mengakses internet tanpa pendampingan orang tua, baik menggunakan telepon seluler maupun laptop.

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Middlesex University, anak-anak yang telah mengakses pornografi pada usia SD dan SMP akan memiliki kecenderungan untuk merasa biasa saja melakukan seks pranikah. Dorongan untuk mengakses pornografi di usia ini biasanya timbul karena adanya rasa keingintahuan yang tinggi, mencari kesenangan yang ‘berbeda’, dan tekanan teman sebaya.

Jadi, bagaimana menyikapinya? Bagi Anda yang tidak yakin tentang bagaimana memberikan pendidikan seksual pada anak lewat perbincangan empat mata dengannya, bisa memanfaatkan sarana pendidikan formal yakni sekolah untuk mengakomodasi kebutuhan tersebut, Ladies. Oleh karenanya, sebaiknya sekolah-sekolah dasar hingga menengah pertama di Indonesia memasukkan pendidikan seksual sebagai materi yang wajib diberikan dalam proses belajar mengajar.

Dengan adanya pendidikan seksual yang formal di sekolah, maka anak jadi memiliki ruang untuk betul-betul belajar secara benar dan berdiskusi dengan pakar yang terpercaya tentang seks dan seksualitas. Sekolah adalah tempat anak menghabiskan sebagian besar waktunya pada usia SD dan SMP, sehingga diharapkan pendidikan seksual yang diberikan dapat dengan efektif mencegah praktek seks bebas para remaja sekarang ini.

 

Oleh: Mazhi

(vem/riz)