Faktor yang Mempengaruhi Demam Kejang pada Anak

Fimela diperbarui 25 Apr 2014, 20:01 WIB

Bunda, apakah buah hati Anda pernah mengalami demam kejang? Pada umumunya kejang yang terjadi dalam waktu singkat tidaklah berbahaya. Namun, perlu diwaspadai bila demam disertai dengan kejang yang berlangsung lama atau lebih dari 5 menit dan sering berulang. Sebab setiap kali kejang akan terjadi kerusakan sel-sel otak akibat kekurangan oksigen dalam otak lho. Sehingga, semakin lama dan semakin sering kejang terjadi, sel-sel otak yang rusak akan semakin banyak.

Perlu Anda ketahui, seperti dijelaskan pada situs clinicalkey.com, banyak sekali faktor-faktor yang membuat si kecil lebih rentan terkena penyakit ini, di antaranya yaitu:

1. Demam yang tiba-tiba meninggi

2. Usia, kejang demam terutama terjadi pada anak usia dibawah 6 tahun.

3. Faktor turunan atau genetik, dimana ambang rangsang demam kejang lebih rendah (low seizure threshold). Adanya riwayat kejang demam pada anggota keluarga meningkatkan resiko kejang demam.

Tidak hanya itu lho, Bunda. Kejang tergantung pada banyak faktor, termasuk umur penderita, tipe dan frekuensi kejang. Demam kejang terjadi karena aktivitas listrik di otak terganggu oleh demam. Demam kejang dapat merupakan tanda pertama suatu penyakit lho.

Sebagian besar kejang demam terjadi dalam 24 jam pertama penyakit dan tidak selalu saat demam tinggi. Penyakit yang dapat menyebabkan demam kejang biasanya ialah flu, pilek, infeksi telinga dan infeksi lain yang biasanya tidak serius.

Anda sebagai orang tua harus waspada betul, sebab kejang baik yang disertai demam atau tidak, bisa berdampak fatal. Itulah sebabnya, setelah memberi pertolongan pertama, bawa segera si kecil ke dokter atau rumah sakit.

Oleh  : Ismaya Indri Astuti

(vem/ver)

Tag Terkait