Masa Orientasi Pernikahan Adat Sunda, Ngeyeuk Seureuh. Bagian 2

Fimela diperbarui 24 Apr 2014, 10:48 WIB

Hai, Ladies. Istilah ngeyeuk seureuh dalam pernikahan adat Sunda mungkin masih asing bagi Ladies yang belum pernah mendengarnya. Tradisi ini merupakan upacara pra-pernikahan adat Sunda yang terdiri dari beberapa tahapan unik. Apa saja ya, Ladies?

Pertama, pemimpin acara atau ibu pangeuyeuk memberikan tujuh helai kain kepada kedua calon mempelai. Disalir dari sanggarsekarkinanti.com, calon mempelai harus duduk di atas kain sambil memegang ujung benang kain tersebut. Dalam tahapan ini, pangeyeuk membimbing calon mempelai untuk meminta restu kepada kedua orang tuanya.

Uniknya, dalam tradisi ngeyeuk seureuh ini, ada tahapan dimana kedua calon pengantin akan dipukul dengan sapu lidi. Eits, jangan kaget dulu, Ladies. Memukulnya hanya sekedar mengeprakkan lidi-lidi pada kaki atau badan sang calon pengantin saja kok. Ini adalah suatu lambang untuk membuang segala yang sial dan agar kedua calon mempelai nantinya dapat giat bekerja, menurut bidakaraweddingexpo.com.

Keunikan selanjutnya adalah ketika sang calon pengantin disawer dengan beras oleh seluruh tamu yang hadir. Beras adalah simbol doa agar kedua calon pengantin kelak dapat hidup sejahtera dan lancar rejeki. Tak hanya itu, Ladies, menurut kamus-sunda.com, masih ada tahapan lain yakni membuka kain putih penutup pangeuyeuk sebagai tanda dimulainya rumah tangga baru, memotong jambe dan buah pinang, hingga menumbuk alu ke dalam lumpang.,

Intinya, seluruh tahapan pada upacara ngeyeuk seureuh ini merupakan pembekalan bagi kedua calon pengantin dalam menjalani kehidupan pernikahan kelak. Jadi, tak hanya sekolah saja yang punya masa orientasi, Ladies. Pernikahan juga ada, lho.

Oleh: Rahma M. Tyas

(vem/ver)