Seorang Lulusan Pesantren Menderita HIV/AIDS; Kata Aktivis AIDS

Fimela diperbarui 28 Mar 2014, 10:03 WIB

Bagaimana bisa, Ladies? Mengagetkan, bukan? Situs the jakartapost.com menyebutkan bahwa seorang lulusan santri sekarang sedang berjuang melawan HIV/AIDS. Bila mendengar pernyataan tersebut, maka kita langsung saja berpikiran buruk. Iya, bukan?

Ladies, hal yang sering luput dari pandangan kita adalah bahwa praktek homoseksualitas memang terjadi di kalangan kita, tidak terkecuali di lingkungan agama.

Seorang sosiologis, Dede Oetomo, menyebutkan bahwa praktek homoseksualitas terjadi, bahkan di lingkungan pesantren, dimana para penduduknya dikenal memiliki kemampuan beragama dengana baik.

Bagaimana penularan HIV/AIDS bisa terjadi?

Sebuah study mengkonfirmasi adanya aktivitas seksual yang terjadi di kalangan pesantren. Aktivitas itu dikenal dengan nama ‘mairil’. Mairil adalah sebuah aktivitas seksual dimana penetrasi dilakukan di antara kedua kaki atau paha.

Cara ini ditoleransi, karena dianggap sebagai jalan keluar bagi para santri dan pengajar yang sudah mampu untuk menikah namun masih memiliki tanggung jawab untuk bersekolah atau mengabdi.

Sayangnya, toleransi ini tidak dibarengi oleh kepedulian terhadap kesehatan. Menurut Dede, sebuah tim disiapkan untuk mencari cara pencegahan penularan penyakit seksual untuk men who have sex with men (MSM).

Dede menambahkan bahwa ada banyak jumlah MSM di Indonesia. Dengan MSM berarti bahwa bukan hanya gay dan cross-dresser atau transvestites, namun juga biseksual.

Oleh sebab itu, Dede menyebutkan bahwa kampanye kesehatan pria seharusnya dilakukan di kalangan pesantren, mengingat adanya praktik mairil dan munculnya penderita HIV/AIDS sehubungan dengan hal tersebut.

Apa yang bisa kita petik dari hal ini, Ladies? Sebuah pelajaran bagi kita untuk selalu mengajak orang-orang di sekitar kita peduli dengan kesehatan seksual mereka. Kalau di pesantren pria ada, mungkin saja juga hal yang sama ditemui di pesantren wanita. Mungkin saja.

 

Oleh: Nastiti Primadyastuti

(vem/riz)