Penanganan Pasien Emboli Ketuban

Fimela diperbarui 24 Mar 2014, 17:28 WIB

Terkadang proses persalinan menjadi satu momen yang membuat para ibu sedikit ketir-ketir ya. Keselamatan diri sendiri pun menjadi tidak lebih penting daripada keselamatan si buah hati. Lebih-lebih kalau terjadi emboli ketuban.

Nah, kalau emboli ketuban sudah datang dan merepotkan, maka mau tidak mau penanganan secara cepat pun harus segera dilakukan ya, Ladies.

Untuk itulah, beberapa dari ibu hamil lebih memilih untuk melahirkan di rumah sakit, karena tenaga profesional yang ada di rumah sakit diharapkan dapat secara cepat memberikan pertolongan ketika emboli ketuban ini terjadi.

Menurut yang dilansir oleh ape.med.miami.edu, ibu dengan emboli ketuban ketika melahirkan ini harus terus dimonitor. Ini meliputi monitor pada jantung dan juga pernafasannya, yang secara khusus memantau kadar CO2 dalam tubuh ibu.

Nah, kalau emboli ketuban ini terjadi sebelum ibu melahirkan, maka kondisi bayi di dalam kandungan juga harus dimonitor.

Sumber yang sama lebih lanjut menyatakan kalau kesulitan utama ketika menangani emboli ketuban ini adalah ketika tanda-tanda emboli ketuban datang secara bersamaan dan terjadi dalam waktu yang sangat cepat dan tidak bisa dikontrol.

Biasanya, emboli ketuban ini terjadi setelah 15 sampai dengan 45 menit setelah proses persalinan. Dan kalau ibu hamil mengalami kolapse, maka kematian akan kemungkinan terjadi 1 sampai dengan 7 jam setelahnya.

Karena efeknya yang sangat fatal inilah, Ladies. Penderita emboli ketuban ini membutuhkan perawatan yang sangat intensif di rumah sakit daripada ibu yang melahirkan pada umumnya.

Oleh: Septia Ningrum

(vem/ver)

Tag Terkait