Ketuban keruh memang menimbulkan banyak masalah pada bayi. Tidak sedikit bayi yang harus dirawat secara intensif untuk memulihkan kesehatannya khususnya bagian pernapasannya dikarenakan tertelan ketuban yang keruh.
Dilansir dari kidshealth.org, bayi yang sudah tertelan ketuban keruh yang banyak dan memerlukan alat bantu pernapasan akan sangat mudah beresiko terkena displasia bronkopulmonalis, yaitu kondisi dimana paru-paru hanya bisa ditangani dengan pengobatan atau bantuan oksigen.
Permasalahan yang juga timbul diakibatkan oleh ketuban keruh adalah hancurnya paru-paru. Kondisi ini juga disebut dengan pneumothorax, dimana hancurnya paru-paru hanya dapat dibantu dengan memompa kembali paru-paru dengan dipasangnya sebuah tabung di antara tulang rusuk agar memungkinkan paru-paru untuk kembali baik seperti semula secara bertahap.
Walaupun sangat jarang terjadi, bayi yang terkena dampak dari ketuban keruh yang akut mempunyai kemungkinan mengidap pneumonia aspirasi. Jika bayi mengalami pneumonia aspirasi, dokter akan menganjurkan terapi khusus untuk paru-parunya.
Ada beberapa terapi yang akhir-akhir ini sering digunakan untuk menangani pneumonia aspirasi dan dampak lainnya akibat ketuban keruh:
1. Terapi surfaktan. Surfaktan buatan ditanamkan di dalam paru-paru bayi yang akan membantu kantung udara terbuka.
2. Osilasi dengan frekuensi tinggi. Ventilator khusus ini akan menggetarkan udara untuk menambah oksigen yang masuk ke dalam paru-paru bayi.
3. Terapi “rescue”. Nitrat oksida akan ditambahkan ke oksigen yang ada di dalam ventilator. Hal tersebut akan melebarkan pembuluh darah dan memungkinkan darah untuk mengalir lebih banyak dan oksigen masuk ke paru-paru bayi.
Oleh: Raisa Fadilla
(vem/ver)