Kapan Ibu Hamil Menyusui Harus Berhenti Menyusui? (1)

Fimela diperbarui 24 Mar 2014, 10:09 WIB

Ketika Anda mulai memberikan ASI ekslusif kepada anak Anda, sebenarnya Anda pun tengah menahan diri dari hamil. Hal tersebut merupakan proteksi dari tubuh bunda menjadi hamil menyusui pun susah.

Lalu, jika ternyata kehamilan benar-benar terjadi, bagaimanakah seharusnya keputusannya? Seperti yang dilansir oleh laman breastfeeding.about.com, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebelum melanjutkan untuk menyusui.

Pertama, ketika Anda benar-benar hamil lagi, ketahui usia anak Anda. Menurut laman tersebut, biasanya jika sedang memberikan ASI eksklusif pada balita di usia kurang dari 6 bulan yang sama sekali belum mengonsumsi makanan selain ASI, ibu tidak bisa hamil.

Secara sederhana saja, kehamilan tidak bisa terjadi karena masa menstruasi ibu belum kembali yang disebabkan oleh hormon prolactin yang dihasilkan selama menyusui, sehingga belum bisa diketahui masa suburnya. Nah, ketika sudah bisa hamil, secara logika anak Anda sebenarnya sudah bisa mengonsumsi makanan selain ASI.

Jika hal tersebut benar, yang perlu dilakukan ketika Anda mengetahui Anda hamil adalah perlahan berhenti menyusui. Anda bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mencarikan sumber makanan pengganti agar nutrisi anak Anda tetap terjaga.

Mengapa tidak disarankan untuk menyusui saja? Beberapa laman seperti hobomama.com telah mengungkapkan bahwa ketika hamil, ASI akan mengering dan akibatnya akan terasa nyeri di bagian puting dan payudara ibu.

Bukankah sebaiknya anak Anda berhenti mengonsumsi ASI dan beralih pada makanan lain yang stoknya lebih terjamin daripada ia mengharap ASI yang ternyata mengering?

Oleh: Kamilah

(vem/ver)