Jumlah ketuban sedikit memang merupakan suatu permasalahan di dalam proses kehamilan. Hal tersebut sedikit banyak akan berakibat pada kandungan. Dilansir dari mywiserhealth.com, resiko yang ditimbulkan oleh sedikitnya jumlah ketuban bergantung kepada lamanya kehamilan yang sudah berlangsung.
Air ketuban berfungsi untuk membantu perkembangan otot dan organ tubuh dengan memberikan ruang gerak kepada bayi.
Di awal bulan kehamilan, sedikitnya cairan ketuban dapat menyebabkan organ tubuh menjadi tertekan sehingga akan timbul kelainan di daerah paru-paru dan bagian tubuh lainnya. Selama masa tersebut, ketuban sedikit dapat memungkinkan terjadinya keguguran, bayi lahir premature, dan matinya janin di dalam rahim.
Di 3 bulan kedua, bayi mulai bernafas dan menelan cairan yang membantu mengembangkan paru-parunya. Jika air ketuban menipis, permasalahan yang akan muncul adalah perkembangan yang kurang sempurna, janin akan lebih kecil dibandingkan dengan usia kehamilan sang ibu.
Terlebih lagi, ketuban sedikit dapat meningkatkan resiko terhambatnya proses persalinan dikarenakan tali pusar yang menekan janin. Bayipun akan kekurangan oksigen dan nutrisi untuk dipenuhi.
Dokter akan memonitor tingkat cairan ketuban selama proses kehamilan. Jika memang terdeteksi ada masalah dengan ketuban, maka ibu dan bayi akan diberikan penanganan khusus.
Sebelum memberikan penanganan, dokter akan mempelajari cara apa yang tepat untuk menangani masalah tersebut karena kondisi ibu dan kehamilannya sangat mempengaruhi proses penanganan ini.
Oleh: Raisa Fadilla
(vem/ver)