Di artikel sebelumnya sudah diulas tiga alasan mengapa tingkat kemanjuran imunisasi BCG berbeda-beda di tiap negara. Kali ini, akan diulas dua alasan sisanya, yaitu interferensi dari mikobakteria nontuberkulosis dan paparan sinar ultraviolet.
- Interferensi dari mikobakteria nontuberkulosis
Seperti dilansir dari en.wikipedia.org, tinggal di lingkungan yang kandungan mikobakterianya tinggi (terutama M. avium, M. marinum, dan M. intraseluler) akan menghasilkan respon imun non-spesifik pada mikobakteria. Memberikan vaksin BCG pada anak yang memiliki respon imun non-spesifik pada mikobakteria akan menyebabkan vaksin BCG tersebut tidak manjur.
Sederhananya begini Bunda, vaksin BCG tidak ada manfaatnya bagi anak tersebut karena anak tersebut sudah memiliki tingkat kekebalan imun yang tinggi. Fenomena ini disebut sebagai masking, karena seolah-olah vaksin BCG ditutup oleh topeng mikobakteria.
Fakta di atas ditemukan berdasarkan hasil uji klinis vaksin BCG di sekolah-sekolah di Inggris dan juga di Malawi. Anak-anak di Inggris saat diberi vaksin BCG menunjukkan kemanjuran, sedangkan anak-anak di Malawi tidak menunjukkan kemanjuran sama sekali.
Masih tidak jelas apakah sistem imun anak Malawi yang kuat itu sanggup atau tidak melindungi anak tersebut dari tuberkulosis.
- Paparan sinar ultraviolet
Konsentrasi sinar ultraviolet, terutama UVB, mungkin berpengaruh terhadap kemanjuran vaksin BCG. Studi mengatakan bahwa UVB mengurangi kemanjuran vaksin BCG pada kelinci percobaan.
Itulah Bunda alasan-alasan perbedaan tingkat kemanjuran vaksin BCG di tiap negara. Kalau untuk anak Bunda yang baru lahir, vaksin BCG ini manjur banget kok. Jadi, jangan lupa beri imunisasi anak Bunda ya!
Oleh: Andrian Bayu Krisna