Kebanyakan ibu hamil sangat khawatir jika didiagnosis memiliki jumlah cairan ketuban sedikit di dalam perutnya. Hal ini disebabkan adanya kemungkinan bahaya yang akan terjadi pada kehamilan dan bayi dalam janin. Namun ternyata, fakta tidak berkata demikian.
Menurut laman prenatalyogacenter.com, hasil studi yang dipresentasikan pada pertemuan tentang kehamilan di San Fransisco tahun 2003 menyatakan bahwa bayi yang lahir ketika proses persalinannya ada masalah dengan jumlah ketuban yang sedikit tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan bayi yang lahir dengan jumlah cairan ketuban yang normal. Berat badan, tingkat keasaman pada tali pusar, dan lamanya di rumah sakit tidaklah berbeda.
Biasanya, dokter akan sangat memperhatikan ibu hamil yang telah dinyatakan memiliki cairan ketuban sedikit selama 3 bulan terakhir kehamilannya. Hal ini karena cairan ketuban yang sedikit akan menghambat perkembangan paru-paru, dan organ lainnya, serta mengganggu jalannya persalinan.
Dokter akan melakukan tindakan dengan memberikan tes seperti non-stress dan kontraksi stress tes untuk mengetahui keadaan janin. Setelah melakukan perawatan selama beberapa bulan, proses persalinanpun dapat berjalan dengan normal tanpa harus melakukan operasi caesar. Namun, dengan catatan bahwa tidak ada kelainan yang terjadi selain permasalahan ketuban yang sedikit.
Para peneliti menunjukkan bahwa dari 262 ibu hamil (131 ibu hamil dengan permasalahan ketuban yang sedikit dan 131 ibu hamil dengan ketuban yang normal) ditemukan bahwa ibu hamil yang berketuban sedikit melahirkan lebih cepat. Bayi yang dilahirkanpun tidak mempunyai masalah atau kelainan pada pernafasan dan otak.
Oleh: Raisa Fadilla
(vem/ver)