Saat ini, pendidikan seks masih diintegrasikan dengan mata pelajaran biologi, dengan materi terbatas tentang apa itu organ seksual dan fungsinya. Dalam isu diadakannya kurikulum pendidikan seks di dunia pendidikan Indonesia, ada usulan tentang dimasukkannya materi tentang pengendalian libido.
Dilansir dalam tribunnews.com, Kadiv Akses dan Layanan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), dr. Maya Trisiswati Ch menyatakan bahwa materi dasar tentang organ seksual saja tidak cukup. Untuk mendukung tujuan utama pendidikan seksual sebagai pencegah kehidupan seks bebas, harus ada materi yang mengajarkan anak tentang pengendalian libido.
Sebagian besar orang akan langsung merasa risih begitu membicarakan seks, apalagi libido. Namun Bunda, kita tidak boleh lagi menutup mata dan bersembunyi pada keseganan akan hal-hal seksualitas. Ketika mencapai pubertas, kita juga harus sadar bahwa libido anak akan mulai bangkit karena pengaruh hormon. Dan Anda tentu paham, bila libido yang tidak dipahami dan terkendali inilah yang menimbulkan fenomena seks bebas. Di sinilah, seperti lansiran re-searchengines.com, jika dilandasi dengan kerangka moral agama, pendidikan seks akan berhasil menjadi langkah preventif dalam memerangi seks bebas.
Dengan akses pengetahuan seksual dan reproduksi yang cukup, anak—terutama remaja—akan mengetahui apa yang sedang terjadi pada tubuhnya, apa yang diperlukannya, dan tindakan apa yang perlu ia ambil dalam menyikapi masalah seksualitasnya. Contohnya, menekan libido yang tidak perlu, memahami bahaya penyakit menular seksual, bahaya aborsi, resiko kehamilan, dampak masturbasi, dan hal-hal sejenis yang perlu dipahami secara lugas dan gamblang.
Bunda, jika Anda masih takut pendidikan seks akan ‘mencemari’ anak Anda, pertimbangkan lagi, ya!
Oleh: Adienda Dewi S.
(vem/rsk)