Mengapa Lesbianism Lebih Dapat Diterima di Masyarakat?

Fimela diperbarui 16 Jan 2014, 04:17 WIB

Akhir-akhir ini, tindakan yang berbau homoseksualitas khususnya lesbianism terkesan lebih dapat diterima di masyarakat. Tayangan yang memasukan unsur lesbianism di televisi justru meningkatkan rating suatu acara.

Berdasarkan survey pria dan wanita, seperti yang dilansir askmen.com, banyak mengaku menikmati tayangan yang memperlihatkan wanita yang melakukan ubungan intim dengan sesama wanita. Anehnya, berlawanan dengan kenyataan makin diterimanya lesbianism, pria yang melakukan hubungan intim dengan sesama lelaki atau lebih dikenal dengan istilah gay justru makin ditolak keberadaannya di masyarakat.

Secara biologis, ada perbedaan struktur otak antara orang yang normal atau hetero seksual dengan yang homoseksual. Penelitian menggunakan plethysmographs menunjukan bahwa pun wanita yang hetero seksual memiliki beberapa gejala memiliki kepuasan secara psikologi dalam merespon sesuatu yang bersiafat lesbianism. Waniita secara biologis membutuhkan foreplay yang lebih lama dari pria, sedangkan pada pasangan lesbian mereka melakukan hal yang dikenal sebagai “all play” yang semakin membuat wanita lebih memilih untuk menjadi lesbian.

Pendapat tentang teori evolusi yang menjelaskan bahwa manusia berasal dari binatang membuat posisi pria menjadi lebih dominan dari wanita termasuk dalam hubungan sesksual. Sedangkan hubungan antara pria dan pria dianggap sebagai sebuah perebutan posisi alpha untuk dapat memiliki wanita.

Meski dalam kitab Injil, agama Yahudi, dan Islam menolak keberadaan homoseksual dan biseksual baik oleh pria maupun wanita. Tindakan biseksual yang dilakukan pria lebih mendapatkan penolakan yang keras dari lingkungan sosial. Sedangkan wanita diharuskan dapat memenuhi keinginan pria termasuk dalam hal seksual, kebanyakan wanita melakukan hubungan intim dengan wanita dengan tujuan memuaskan lelaki.

Oleh: 

(vem/rsk)
What's On Fimela