Ladies, nampaknya Anda masih terasa asing dengan kelainan seksual jenis ini ya? Sebenarnya masokisme merupakan istilah yang digunakan untuk kelainan seksual tertentu, namun juga memiliki penggunaan yang lebih luas.
Gangguan seksual ini melibatkan kesenangan dan kegembiraan yang diperoleh dari rasa sakit pada diri sendiri atau berasal dari orang lain. Gangguan ini biasanya terjadi sejak kanak-kanak atau menginjak remaja yang sudah mulai kronis.
Orang dengan gangguan ini mencapai kepuasan dengan mengalami rasa sakit. Dijelaskan pada situs econlib.org, aktivitas masokistik kadang-kadang terbatas pada penghinaan secara verbal saja, tetapi dapat pula berupa penghinaan, penderitaan atau penyiksaan secara fisik yang dilakukan baik oleh dirinya sendiri ataupun oleh pasangannya.
Perilaku masokistik bisa berupa aktivitas yang relatif aman hingga yang paling berbahaya. Penghinaan yang biasa diterima oleh masokis berupa dikencingi, sedangkan penyiksaan yang biasanya dilakukannya sendiri atau bersama pasangannya adalah digigit, ditampar, dipukul, dicambuk, ditusuk, bahkan dengan mutilasi.
Kelainan ini adalah satu-satunya kelainan yang dialami oleh perempuan, sekitar 5 persen makosis adalah perempuan. Istilah ini berasal dari nama seorang penulis asal Austria pada abad ke-19, Leopold von Sacher-Masoch, yang novelnya sering menyebutkan karakter yang terobsesi dengan kombinasi seks dan rasa sakit.
Dalam arti lebih luas, masokisme mengacu pada pengalaman menerima kenikmatan atau kepuasan dari penderitaan sakit. Pandangan psikoanalitik bahwa masokisme adalah agresi berbalik ke dalam, ke diri, ketika seseorang merasa terlalu bersalah atau takut untuk mengungkapkannya secara lahiriah.
Oleh: Ismaya Indri Astuti
(vem/rsk)