Auparishtaka, Tradisi Kuno Fellatio Dari Kama Sutra (Seri Fellatio 3-habis)

Fimela diperbarui 18 Nov 2013, 18:09 WIB

Jika pada dua artikel lalu kita telah menelusuri sejarah fellatio pada dua peradaban besar, Romawi dan Mesir kuno, maka kali ini, Ladies, kita bisa menengok pada salah satu tradisi tentang seksualitas tertua dari India. Ya, Kama Sutra. Jadi, ada tidak sih fellatio pada budaya timur ini?

Ternyata, Kama Sutra tidak hanya memberi panduan tentang berbagai posisi bercinta, namun juga mendedikasikan satu chapter menyeluruh tentang fellatio. Dikutip dari salon.com, teknik ini disebut dengan Auparishtaka, yang artinya teknik menggunakan mulut. Dalam chapter ini, Kama Sutra mengajarkan dengan mendetail berbagai teknik mengulum, menggigit, dan posisi dalam memberikan fellatio.

Namun, yang perlu diketahui nih Ladies, meskipun Kama sutra bersikap sangat eksplisit dan gamblang dalam mengajarkan fellatio, chapter tersebut juga menyebutkan bahwa aktivitas ini dianggap sangat menjijikkan dan bukan sesuatu yang normal. Dijelaskan pada barebackmag.com, hanya orang-orang kasim, atau orang-orang terkebiri yang status sosialnya sangat rendah, yang melakukan fellatio pada pelanggan mereka.

Selain itu, Ladies, dalam chapter tersebut juga disebutkan bahwa segelintir wanita yang melakukan fellatio pada seorang laki-laki hanyalah para wanita asusila, para pelayan wanita, serta budak. Penulis Kama Sutra itu juga dengan jelas menegaskan bahwa fellatio tidak layak dilakukan dalam hubungan suami istri yang terhormat. Dengan begitu, jelas bahwa masyarakat India kuno menganggap fellatio adalah sesuatu yang tabu dan berlawanan dengan nilai moral pada saat itu.

Tetapi Ladies, karena norma sekarang sudah berbeda, jika Anda tertarik mempelajari teknik Auparishtaka ini juga tidak ada salahnya, lho!

Oleh: Adienda Dewi S.

(vem/rsk)