Ladies, pernahkah anda mendengar tanaman lamtoro? Atau pernahkah anda memakannya? Lamtoro merupakan istilah Jawa dari petai cina. Beragam nama lokal lainnya seperti kemlandingan atau lamtoro (Jawa) palanding, peuteuy, selong (Sunda) dan kalandingan (Madura).
Tanaman ini berkhasiat untuk mencegah penyakit diabetes melitus, cacingan, luka baru dan bengkak seperti yang disebutkan di khasiat-obatherbal.blogspot.com.
Batang pohon petai cina keras dan berukuran tidak terlalu besar dengan dengan tinggi mencapai 20 meter. Daun majemuk petai cina terurai dalam tangkai berbilah ganda. Tanaman ini memiliki bunga berjambul dan berwarna putih.
Dikutip dari biologi-yunniebio.blogspot.com, bunga petai cina berupa bongkol bertangkai panjang yang berkumpul dalam malai berisi 2-6 bongkol dan tiap-tiap bongkol tersusun dari 100-180 kuntum bunga, membentuk bola berwarna putih atau kekuningan berdiameter 12-21 mm, di atas tangkai sepanjang 2-5 cm.
Buahnya hampir sama dengan petai pada umumnya namun ukurannya sedikit lebih kecil berbentuk pita lurus, pipih dan tipis dengan sekat-sekat di antara biji. Buah lamtoro mengandung 15-30 biji yang terletak melintang dalam polongan.
Buah petai akan mengering jika masak dan melepaskan biji-bijinya. Pengembangbiakannya selain dengan penyebaran biji yang sudah tua juga dapat dilakukan dengan cara stek batang.
Petai cina cocok hidup di dataran rendah sampai ketinggian 1500 meter diatas permukaan laut. Disamping itu, petai cina dapat tumbuh di tanah yang gembur seperti tanah liat berpasir dengan iklim yang cukup lembap dan panas.
Oleh: Rannie
(vem/rsk)