Tanaman Obat IV: Tahukah Anda Daun Sembukan

Fimela diperbarui 04 Nov 2013, 21:55 WIB

Ladies, tanaman obat sebenarnya sangat mudah didapat apalagi kita hidup di Indonesia, tak terkecuali daun sembukan. Namun sayangnya sebagian besar masyarakat masing asing dengan yang namanya daun sembukan. Sembukan termasuk suku Rubiaceae (kopi-kopian). Tanaman merambat ini sering disebut kahitutan (Sunda), bintaos (Madura), Ji Shi Teng atau Chinese Fevervine Herb (Cina). Di kota besar sembukan kurang dikenal, tapi dikoleksi oleh pembudidaya tanaman obat.

Dijelaskan pada situs ncbi.nlm.nih.gov, tanaman ini merupakan salah satu tanaman tahunan berbatang memanjat, panjang 3-5m, daun pangkal berkayu, daun tunggal, bertangkai 1-5 cm dan tersusun berhadapan. Bentuk daun bulat telur sampai lanset, pangkal bulat, ujung runcing dengan panjang 3-12,5cm dan lebar 2-7cm. Permukaan atas daun berambut atau gundul dengan tulang menyirip. Bunganya majemuk, keluar dari ketiak daun atau ujung percabangan. Mahkota bunga berwarna putih, dengan tabung ungu, buah bulat,warna kuning mengkilap, diameter 4-6 mm. Daun bisa dimakan sebagai lalap ataudisayur.

Tanaman ini biasa tumbuh liar dilapangan terbuka, semak belukar, atau di tebing sungai mulai ketinggian 1-2.100m dpl. Herba merambat ini kerap ditanam di pagar rumah. Karena daunnya berbau busuk bila dirtemas, orang sumatra menyebutnya daun kentut, dinamakan kahitutan oleh orang sunda, atau kasembukan oleh orang jawa.

Sembukan berkhasiat melindungi hati dari zat beracun seperti fosfor organik yang menempel pada produk pertanian yang disemprot pestisida. Sembuka juga meningkatkan sel darah putih yang berkurang akibat terapi radiasi (penyinaran). Jadi, bagi Anda yang menjalani pengobatan kanker, daun ini mempercepat kesembuhan. Jangan ragu untuk mengonsumsinya, meskipun baunya seperti kentut. Selamat mencoba ladies.

Oleh: Ismaya Indri Astuti

(vem/rsk)