Kanker payudara telah menjadi momok bagi wanita sejak lama karena 1 dari 8 wanita berpotensi untuk mengalami kanker payudara dalam hidupnya. Beberapa wanita melihat implan sebagai jawaban setelah mereka melakukan mastectomy atau operasi pengangkatan payudara.
Ada beberapa metode yang bisa dilakukan, salah satunya adalah Autologous atau rekonstruksi payudara menggunakan jaringan tubuh pasien itu sendiri. Dokter akan mengambil jaringan otot, lemak dan kulit dari bagian tubuh seperti abdomen (perut) atau latissimus dorsi (punggung) dan digunakan sebagai wadah implan payudara.
Namun, banyak wanita lain yang ingin melakukan implan payudara khawatir akan naiknya resiko kanker payudara setelah implan. Masalahnya, benarkah implan meningkatkan resiko terkena kanker payudara?
Dijelaskan melalui lansiran dari laman sheknows.com, implan payudara tidak meningkatkan resiko kanker payudara, bahkan pun jika keluarga anda memiliki sejarah dengan kanker payudara! Bahkan, para peneliti dari Brown University mampu mengembangkan implan jenis baru dengan teknologi nano yang mampu mengurangi tumbuhnya sel-sel kanker.
Masalahnya, di sisi lain, implan juga bisa membuat kita tidak menyadari adanya pertumbuhan yang tidak normal pada payudara. Hal ini yang membuat implan berbahaya! Jadi bukan implannya sendiri yang bermasalah ya Ladies, namun potensi yang menyulitkan Anda mendeteksi perkembangan sel kanker.
Karenanya, jika Ladies memang berencana melakukan implan payudara, hal terbaik yang perlu dilakukan adalah memastikan dulu ada sel kanker melalui tes mammogram sebelum dan sesudah melakukan implan. Kemudian, akan jauh lebih baik jika anda mengunjungi dokter anda setiap tahun untuk check-up dan melakukan tes untuk melihat apakah ada sel kanker yang tumbuh.
Oleh: Teylita A
(vem/rsk)