Perawatan kecantikan merupakan ternyata sudah beragam dan banyak macamnya dari berbagai zaman. Masing-masing memiliki ciri khas dan karakteristik tersendiri.
1. Zaman Kuno
Di zaman yunani kuno, mereka memakai yoghurt sebagai bagian dari perwatan kulit. Selain itu, masyarakat meyakini bahwa kotoran buaya dapat membantu menghambat proses penuaan. Di Iran kuno, seperti dijelaskan situs ovira.com, darah sapi yang dicampur dengan berudu dan pacar dipakai perempuan sebagai pewarna rambut.
2. Abad Pertengahan
Para Geisha di Jepang memutihkan kulit mereka dengan cara memakai campuran tepung beras dan kotoran burung. Campuran ini dioelsakan ke seluruh wajah dengan sangat detail. Di zaman ini, kulit putih yang cenderung pucat merupakan tanda atau symbol kecantikan wanita. Bahkan di beberapa negara para perempuan rela melukai diri sendiri sampai berdarah agar mereka terlihat lebih pucat.
3. Zaman Renaisans
Di zaman ini, pucat masih menjadi symbol kecantikan seseorang. Dijelaskan laman amazine.co, make up yang mereka pakai untuk terlihat lebih pucat adalah dengan mencampurkan karbohidrat, hidroksida, dan oksida timbla sebagai campuran.
Campuran ini kemudian terbukti bisa membahayakan kesehatan dan bahkan menyebabkan kematian. Cara lain yang juga dipakai adalah menempelkan lintah di dekat telinga sampai lintah itu menghisap darah orang tersebut dan pada akhirnya dia bisa terlihat lebih pucat.
4. Era Ratu Elizabeth
Para perempuan di Inggris pada zaman itu cenderung memakai alkali sebagai pewarna rambut sampai rambut mereka rontok, sehingga mereka cenderung lebioh suka memakai wig sebagai pengganti rambut.
5. Zaman Modern
Di zaman modern ini lender bekicot dianggap memiliki kemamnpuan untuk menyembuhkan jerawat, dan penghapus make up yang efektif. Kotoran burung juga dipakai sebagai penghilang ketombe.
Oleh: Faizin
(vem/rsk)