Selain keindahan tubuh dan pakaian yang melekat, aroma wewangian buatan juga seringkali digunakan untuk menambah nilai kecantikan wanita. Patut diketahui Ladies, sejarah parfum itu sendiri hampir sama tua dengan sejarah peradaban manusia.
Nah, penasaran kan dengar kisahnya? Berikut penuturannya berdasarkan lansiran dari fashion-era.com.
Pada awalnya, manusia mulai menyadari pentingnya aroma dalam kehidupan setelah mengamati tingkah laku para hewan pada saat pembiakan, yang seringkali mengeluarkan aroma tertentu dengan kandungan feromon (sejenis hormon yang dikeluarkan tubuh makhluk hidup sehubungan dengan aktivitas seksual) untuk memikat lawan jenisnya.
Sejarah penggunaan parfum oleh manusia sendiri pertama kali tercatat pada masa peradaban kuno Mesir. Saat itu, wewangian tertentu biasanya digunakan dalam bentuk balsam ketika ritual keagamaan maupun upacara pernikahan. Bangsa Myrrh dan Frankin juga memiliki inisiatif untuk memakai parfum, yang mereka produksi dari getah pohon, utamanya untuk menambah suasana khidmat pada ritual adat.
Bebungaan, seperti mawar dan lavender, dan tanaman beraroma segar, seperti peppermint, juga sudah sejak dulu digunakan sebagai bahan campuran parfum. Parfum pada awalnya dijumpai dalam bentuk minyak yang dioleskan di kulit, namun kini dapat kita jumpai berbagai jenis parfum seperti spray maupun eau de cologne.
Di tahun-tahun awal prekembangan agama Kristen, penggunaan parfum mulai berkurang. Tapi kemudian merebak kembali pada abad pertengahan. Pada awal tahun 1600-an, parfum tak hanya untuk tubuh, tetapi juga diproduksi dalam bentuk sarung tangan maupun kipas tangan beraroma, namun penggunaannya masih terbatas untuk kalangan bangsawan.
Hingga mulai akhir abad ke-19, parfum mulai diproduksi secara luas untuk berbagai kalangan. Seiring dengan perkembangan teknologi industri, parfum tak hanya dibuat dari bahan alami, namun juga mulai diberi campurun alkohol yang semakin mempermudah proses produksinya.
Oleh: Fadhila Eka Ratnasari
(vem/rsk)