Pentingnya untuk mendapatkan pendidikan seksual ternyata sudah disadari oleh para generasi muda terutama di Kepulauan Pasifik, Kiribati. Laman openequalfree.org melansir baru-baru ini kurang dari 20 persen anak perempuan usia 15-19 tahun, dan kurang dari setengah remaja laki-laki dilaporkan menggunakan bentuk kontrasepsi modern.
Kehidupan dan budaya dalam masyarakat Kiribati dirasa tidak terlalu nyaman bagi para generasi muda disana. Pertanyaan-pertanyaan mengenai seks dan dan kontrasespi membuat para remaja merasa dipojokkan karena usia mereka yang masih belia. Meraka juga merasa pasti akan diomeli dan dikuliahi jika mereka terlalu aktif dalam hal seks.
Setelah masalah kontrasepsi yang terjadi di masa lalu, dimana alat inter-uterine dimasukkan ke tubuh wanita tanpa ada persetujuan, jelas menimbulkan kesalahpaham terkait pengenalan masalah seksual, khususnya fungsi dan kegunaan kontrasepsi. Jadi bisa dikatakan kalau orang dewasa dan anak-anak sama khawatirnya. Kekhawatiran ini akan terus berlanjut kalau masyarakat tidak belajar.
Dengan adanya pendidikan seksual ini diharapkan orang-orang, terutama generasi muda Kriribati bisa merasa nyaman dan aman dalam menghadapi isu-isu seksual. Tentu ini bukan masalah yang mudah apalagi masih adanya sentimen tentang baik tidaknya pendidikan seksual ini. Ini jelas memperparah keadaan, namun usaha ini patut kita dukung.
Masalahnya, bagaimana dengan pendidikan seksual untuk para remaja di Indonesia? Atau jika menilik lingkungan yang tidak terlalu besar, bagaimana dengan anak-anak Anda sendiri?
Oleh: Hening
(vem/rsk)