Menerima penganiayaan sepertinya sudah menjadi hal wajib yang mesti diterima oleh para penderita LGBT terutama remaja. Dari data yang dihimpun oleh bullyingstatistics.org terkuak beberapa fakta yang mengejutkan.
Remaja gay dan lesbi ternyata memiliki dua atau tiga kali lebih peluang untuk melakukan bunuh diri. Sekitar 30 persen kasus berkaitan dengan krisis identitas seksual. Remaja gay yang menjadi gay, lesbi, atau trasngender 5 kali lebih mungkin untuk membolos, karena ketakutan akan terjadinya penganiayaan lagi. Sehingga kemungkinan untuk putus sekolah semakin besar.
Dari hasil survei di tahun 2005 terdapat dua alasan utama mengapa remaja mengalami penganiayaan. Pertama, orientasi seksual pribadi dan yang kedua adalah cara mereka mengekpresikan gender seperti dari penampilan, cara berbicara, dan sebagainya. Penganiayaan yang mereka dapat bisa mempengarUhi cara mereka melihat hidup apalagi ketika mereka sudah dewasa.
Sembilan dari sepuluh remaja LGBT juga dilaporkan telah mengalami penganiayaan menurut data statistik terbaru. Yang patut disayangkan adalah tidak adanya respon atau pun tindakan lebih lanjut baik dari guru maupun staf sekolah yang lain. Jika ini terus berlanjut maka akan hilanglah rasa percaya diri para remaja ini terhadap para orang dewasa di sekitar mereka. Satu dari tiga staf sekolah bahkan tidak melakukan apapun setelah ada siswa yang melaporakan penganiayaan tersebut.
Oleh: Hening
(vem/rsk)