Placenta Previa - Penanganan

Fimela diperbarui 12 Sep 2013, 09:33 WIB

Seorang wanita bisa saja memiliki risiko mengalami masalah kehamilan sebab kehamilan merupakan masa yang harus dijaga dengan baik, dan sisanya seolah menjadi ketidakberuntungan. Salah satu masalah kehamilan adalah placenta previa yang merupakan kelainan letak plasenta sehingga menutupi, sebagian maupun total, serviks.

Jika seorang wanita terdeteksi mengalami placenta previa pada usia trimester ketiga, maka dia akan dianjurkan untuk mengistirahatkan daerah reproduksinya. Hal yang perlu dilakukan misalnya tidak melakukan hubungan suami istri, tidak melakukan tes vagina, tidak mengangkat barang berat, tidak bekerja berat selama menunggu proses kelahiran.

Seperti yang dilansir dari babycenter.com, jika placenta previa ini sudah positif terdeteksi, pendarahan pada vagina sangat mungkin terjadi. Jika Anda mengalami pendarahan atau merasakan kontraksi maka Anda perlu menginap di RS. Pendarahan ini terjadi karena adanya kontraksi serviks yang terjadi otomatis karena bayi akan lahir usia trimester ketiga. Serviks ini seolah bergerak membuka menutup yang menyebabkan pembuluh darah di area plasenta tadi pecah.

Jika waktu kelahiran sudah dekat, maka akan dilakukan proses persalinan caesar. Jika bayi beresiko dilahirkan premature atau pendarahan pada si ibu tak kunjung berhenti, maka operasi akan segera dilakukan. Pada kasus kehamilan yang masih berusia di bawah 34 minggu, maka pasien akan diberi corticosteroids untuk mempercepat perkembangan paru-paru si janin agar tidak terjadi komplikasi selanjutnya.

Jika pendarahan berhenti, kondisi sang wanita baik, kondisi janin sehat, sehingga tidak diperlukan kelahiran premature, makan operasi persalinan caesar dapat dilakukan pada usia kehamilan 37 minggu (usia normal).

Oleh: Asizah

(vem/rsk)