Aborsi dan Kesehatan Wanita

Fimela diperbarui 09 Sep 2013, 14:19 WIB

Salah satu alasan kenapa aborsi diperbolehkan untuk dilakukan adalah demi menyelamatkan kesehatan Ibu. Dikhawatirkan jika Ibu tetap mempertahankan kandungannya maka akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Laman bbc.co.uk melansir sebuah fakta mengejutkan tentang aborsi. Wanita yang melakukan aborsi akan beresiko mengalami gangguan kesehatan mental.

World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa sekitar sepertiga kematian yang terjadi pada wanita disebabkan oleh aborsi illegal. Setiap tahun ada 20 juta aborsi yang tidak aman dilakukan di seluruh dunia, 95% di antaranya dilakukan oleh negara-negara miskin.

Sebelum aborsi diijinkan di Negara-negara seperti Inggris dan Amerika Serikat, aborsi masih dianggap sebagai kejahatan. Wanita yang hendak melakukan aborsi harus melakukannya secara sembunyi-sembunyi, dan sering kali aborsi tersebut dilakukan oleh tenaga medis yang kurang professional bahkan tidak profesional.

Dampaknya sangat mengejutkan, banyak wanita yang meninggal atau mengalami gannguan fisik permanen akibat aborsi yang gagal. Karena tidak adanya konseling, maka banyak wanita yang mengalami kesedihan dan merasa bersalah seusai melakukan aborsi yang pada akhirnya mengganggu kesehatan mentalnya.

Pada tahun 2008, The Royal College of Psychiatrists di Inggris melaporkan bahwa melakukan aborsi dapat merusak kesehatan mental wanita. Untuk itu, banyak pihak merekomendasikan agar wanita yang melakukan aborsi harus diberi konseling guna mengurangi resiko terjadinya gangguan mental.

Oleh: Ratna K. Dewi

(vem/rsk)