Dampak Psikologis Aborsi Terhadap Wanita

Fimela diperbarui 09 Sep 2013, 08:45 WIB

Menurut sebuah studi yang dilaporkan dalam birthmothers.org, sekitar 85% wanita yang pernah melakukan aborsi akan mengalami penyesalan mendalam, duka yang berlarut-larut dan kekecewaan pada diri sendiri. 35% diantaraya mengalami keadaan psikologi yang lebih buruk dan cenderung bersikap self-destructive. 10% diantaranya menderita gangguan kejiwaan hingga perlu mendapat penanganan medis.

Beberapa masalah psikologis yang mungkin dialami seorang wanita pasca aborsi antara lain adalah:

1. Depresi
Wanita yang pernah melakukan aborsi memiliki resiko mengalami depresi hingga 65% lebih tinggi.

2. Penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol
Sebagai salah satu pelarian dari perasaan bersalah dan kekecewaan pada diri sendiri, penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol dilakukan para wanita pasca-aborsi. Sekitar 60% wanita yang pernah melakukan aborsi mengalami peningkatan konsumsi alkohol.

3. Sulit tidur
Sebutan insomnia agaknya tidak cocok dialamatkan pada kesulitan tidur yang dialami para wanita pasca-aborsi. Keadaan tubuh yang letih dan pikiran yang terus menerus negatif terkadang juga mendatangkan mimpi buruk bagi mereka.

4. Perilaku makan yang menyimpang
Sekitar 39% wanita yang pernah melakukan aborsi mengalami penyimpangan perilaku makan seperti bulimia, anoreksia dan obesitas.

5. Sulitnya membangun hubungan asmara
Trauma akan hubungan asmara yang membuahkan kehamilan yang tidak diinginkan di masa lalu, akan mempengaruhi sikap seorang wanita dalam menghadapi sebuah hubungan baru.

6. Kecanduan rokok
Wanita yang pernah melakukan aborsi akan memiliki kecenderungan menjadi perokok berat 2 kali lebih besar.

7. Dorongan untuk bunuh diri
Karena para wanita yang pernah melakukan aborsi memiliki tingkat self-destructive yang tinggi, maka perilaku suicidal sangat mungkin berkembang.

Oleh: Mazhi

(vem/rsk)