Menurut sebuah organisasi asal Amerika Serikat yang berfokus menangani penyakit lupus menjelaskan bahwa penyakit lupus adalah penyakit yang menyerang lebih dari 1.5 juta rakyat Amerika yang 90% diantaranya adalah wanita.
Penyakit lupus adalah penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh seseorang. Lupus menyerang sistem kekebalan tubuh membuat sel – sel pelindung menyerang sel tubuh sehat yang justru berperan penting dalam metabolisme tubuh. Hampir sama dengan lupus, alergi makanan terjadi ketika rangsang dari makanan tertentu membuat sel – sel pelindung aktif menyerang.
Namun, apakah kemiripan antara alergi makanan dan lupus mempunyai hubungan khusus seperti hubungan sebab-akibat?
Hingga sampai saat ini, persebaran penyakit lupus masih sulit untuk diidentifikasi. Alasannya adalah karena gejala yang ditimbulkan penyakit lupus sangat bervariasi. Salah satunya adalah penderita mengalami alergi.
Namun, seperti yang ditulis pada situs livestrong.com, hubungan antara alergi terhadap makanan tertentu dengan risiko penyakit lupus belum bisa dikonfirmasi kebenarannya. Meskipun para penderita lupus positif diketahui memiliki hormon penyebab alergi dalam tubuh lebih banyak dari orang biasa, hal tersebut tidak membuktikan bahwa orang tersebut lebih rentan mengalami alergi, ataukah alergi makanan tersebut dapat mengakibatkan lupus di kemudian harinya.
Sebagai bahan pertimbangan, Dr. James Braly coauthor dari “Hidden Food Allergies” menjelaskan bahwa risiko setiap penderita lupus berbeda. Dia mengatakan bahwa bisa saja kondisi kesehatan seorang penderita lupus akan memburuk karena makanan tertentu dan bisa juga tidak. Oleh karena itu, berkonsultasi dengan dokter pribadi tentang hal ini adalah solusi yang terbaik.
Marintan Widi Lestari