Ketika melihat bayi yang terkesan lemah dan tak berdaya, mungkin Anda akan ragu ketika harus memberikan beberapa suntikan imunisasi. Banyak orang tua mengira bahwa anak akan dapat mengatasi suntikan imunisasi dan mungkin efeknya, bila ada, ketika anak sedikit lebih tua dan kekebalan tubuhnya telah lebih berkembang.
Tidak ada bukti bahwa anak akan cenderung memiliki reaksi terhadap imunisasi ketika berusia muda. Selain itu anak berusia kurang dari dua tahun akan cenderung lebih rentan tertular penyakit dari pada remaja, dan cenderung mengalami komplikasi lebih serius bila terinfeksi, seperti dilansir babycenter.com.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa anak yang menerima beberapa suntikan imunisasi tidak akan memiliki masalah panjang atas perkembangan yang terlambat atau autisme daripada anak yang hanya menerima sedikit suntikan vaksin di tahun pertama kehidupannya. Kenyataannya, tidak ada satu penelitian pun yang telah menunjukkan efek samping jangka panjang atas perkembangan mental dari vaksin apapun.
Manfaat dari imunisasi jauh lebih besar daripada resikonya. Sebagai contoh, anak yang mendapatkan vansin DTaP mungkin akan mengalami efek samping seperti demam atau rewel dalam 2-3 hari. Ketika Anda menunda vaksin sampai cukup umur, anak akan tetap mengalami efek samping itu, dan pada usia di mana dia masih rentan, anak akan terkena pertusis.
Jika Anda benar-benar ingin menunda imunisasi, bicarakan pada dokter vaksin apa yang aman ditunda barang beberapa bulan atau lebih. Mungkin akan terasa berat ketika harus melihat bayi kecil Anda mendapatkan beberapa suntikan imunisasi, yang sebenarnya sangat berharga. Tetapi akan lebih buruk ketika harus melihat si kecil berada di rumah sakit karena terkena pertusis atau meningitis.
Oleh: HAndayani Rahayuningsih
(vem/rsk)