Mengapa obesitas pada anak bisa terjadi? Tidak akan pernah ada jawaban sederhana atas pertanyaan itu.
Mungkin lingkungan mengambil peran besar atas obesitas yang terjadi. Masyarakat pinggiran kota menderita akibat trotoar dan taman yang endorong mereka untuk berjalan kaki dan di kota sering terjadi tindak kejahatan, sehingga semakin menghapuskan niat untuk berjalan kaki.
Hal ini diperparah dengan pengurangan atau penghapusan jam istirahat dan kesehatan jasmani. Begitu pulang sekolah, anak langsung tergoda dengan video game, TV, dan komputer.
Sekarang, kebiasaan mengkonsumsi makanan sehat seperti nasi, buah, dan makanan yang mengandung lemak tak jenuh, telah digantikan dengan makanan siap saji. Hal ini mungkin dikarenakan jaman yang berkemabang dengan cepat membuat orang tua ingin yang serba cepat karena mereka pun dituntut untuk bekerja, untuk itu mereka menjatuhkan pilihan pada makanan cepat saji untuk dikonsumsi anak.
Obesitas juga bisa terjadi karena faktor keturunan. Meskipun dijumpai pada anak bahwa mereka memiliki resiko obesitas secara genetik, anak tidak ditakdirkan mengalami obesitas. Hanya saja, anak harus bekerja lebih keras agar terhindar dari obesitas, seperti dilansir babycenter.com.
Bila obesitas tidak segera diatasi, anak kemungkinan akan mengalami penyakit lain akibat obesitas ini, seperti asma, kolesterol tinggi, gangguan tidur, masalah ortopedi, depresi, dan diabetes. Yang perlu diperhatikan adalah kemungkinan munculnya diabetes tipe 2, yang menempatkan anak pada resiko hipoglikemia, kebutaan, kerusakan syaraf, dan masalah kesehatan lainya, belum lagi kemungkinan memiliki umur yang tragis pendek.
Oleh: Handayani rahayuningsih
(vem/rsk)