Jahe. Siapa yang tidak kenal dengan tanaman herbal khas Indonesia ini. Selain digunakan untuk bumbu, jahe juga sudah sejak dulu dimanfaatkan sebagai obat herbal.
Jahe memiliki banyak sekali manfaat, dan banyak juga penelitian yang dilakukan untuk mengetahui dan membuktikan manfaat tanaman yang satu ini. Dan, salah satu yang paling banyak diteliti adalah manfaatnya sebagai obat anti-inflamasi.
Seperti dilansir whfoods.com, jahe memiliki kandungan yang disebut gingerols, yang dipercaya dapat mengurangi rasa sakit pada penderita osteoarthritis atau rheumatoid dan mampu memperbaiki mobilitas mereka. Selain itu, sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam “Osteoarthritis Cartilage”, yang dilakukan kepada 20 penderita arthritis menunjukkan bahwa setelah mengkonsumsi jahe selama 12 bulan, rasa sakit dan bengkak yang mereka miliki berkurang secara signifikan.
Untuk menemukan alasan kenapa jahe bisa memiliki khasiat seperti itu, dua penelitian lain dilakukan. Sebuah penelitian dalam “Life Sciences” yang dipublikasikan pada November 2003, menunjukkan bahwa salah satu alasan yang membuat jahe bermanfaat sebagai anti-inflamasi adalah kandungannya yang bernama 6-gingerol, yang dapat menjadi pelindung radikal bebas.
Pada penelitian tersebut, 6 gingerol terbukti dapat menghalangi produksi nitric oxide, yaitu molekul nitrogen yang sangat reaktif yang dapat membentuk radikal bebas yang disebut peroxynitrite.
Selain itu, sebuah penelitian yang dipublikasikan pada Februari 2005 dalam “Journal of Alternative and Complementary Medicine” menemukan bahwa jahe dapat menekan jumlah komponen yang pro-inflamasi (cytokines dan chemokines) yang diproduksi oleh synoviocytes (sel yang mengisi synovial dalam sendi), chrondrocytes (sel pada sendi tulang rawan), dan leukocytes (sel imun).
Nah, Ladies, dari paparan bukti dari penelitian mengenai manfaat jahe sebagai anti-inflamasi diatas, apakah Anda tertarik untuk menjadikan jahe sebagai konsumsi harian Anda?
Oleh: Asizah
(vem/rsk)