Andai Saja Dokter Saat Itu Lebih Peduli

Fimela diperbarui 03 Sep 2013, 18:12 WIB

Moms, segala macam jenis penyakit pada dasarnya ada obatnya, apapun itu. Kanker sekalipun, meski bukan dalam bentuk ‘obat’ yang bisa langsung memberikan tanda kesembuhan, pasti ada jalan untuk menyembuhkan atau membuat kesehatannya lebih baik. Obat itu terkadang berupa pencegahan

Tetapi Ladies, sebuah kisah yang satu ini yang diambil dari pathology2.jhu.edu menggambarkan kisah yang mengharukan. Kisah ini juga tidak diceritakan oleh sang penderita, namun anaknya yang sangat peduli terhadap mamanya.

Kisahnya berawal pada tahun 2004 saat ibu Jen bergegas ke dokter karena memiliki luka di jempol kakinya dengan diikuti pernapasannya yang sesak. Namun, saat itu beliau hanya divonis radang paru-paru. Setelah itu, beberapa hari kemudian ibu Jen pun kembali karena merasa sakit di sekitar perut, beliau jadi susah buang air kecil, dan mengeluhkan berat badannya yang naik dan perutnya yang membesar meski tidak memakan apa-apa.

Barulah beberapa minggu setelah itu, ayah Jen membawa ibunya ke IGD karena sakit di perutnya memburuk. Namun, kecewanya keluarga Jen saat mendapati ibunya tidak diperiksa secara menyeluruh dan langsung membawanya pulang.

Keesokan harinya, dibawa lagi ke IGD, namun kali ini tidak lagi membiarkan ibunya dipulangkan begitu saja. Ada sepasang penggumpalan darah di kakinya. Dokter menyarankan untuk diadakan scan pada penggumpalannya itu.

Beberapa hari setelah itu, setelah melewati menguji beberapa liter cairan dan menyatakan bahwa ibunya memiliki kanker ovarium sebagai pusat kankernya, namun kanker itu telah terlanjur menyebar ke mana-mana. Jen sekeluarga pun terkejut bukan main karena mereka baru tahu setelah sekian lama kanker itu menguasai tubuh ibunya.

Andai saja para dokter lebih peduli, tanggap, dan peka pada sakit pasiennya, mungkin semuanya tidak akan seterlambat itu.

Oleh: Kamilah

(vem/rsk)