Vaksi DTaP akan melindungi bayi dari penyakit difteri, tetanus, dan pertusis (batuk rejan). Ketiga penyakit ini sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kematian. Tidak hanya anak-anak, orang dewasa juga bisa terjangkit DtaP.
Infeksi bakteri difteri menyebabkan pembentukan lapisan tebal berwarna abu-abu di belakang tenggorokan. Lapisan tebal dan pembengkakan di tenggorokan membuat penderita susah bernafas, menelan, dan sesak nafas. Jika infeksi ini tidak segera diobati, racun yang dihasilkan bakteri dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan dan organ tubuh yang dapat berakibat gagal jantung atau kelumpuhan, seperti dilansir babycenter.com.
Tetanus merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri kejang parang, sakit pada otot, dan kelumpuhan. Tetanus bisa terjadi akibat luka tusuk atau jenis cedera lain, bahkan goresan kecil, jika tidak dibersihkan dan dirawat dengan baik karena bakteri bisa masuk melalui kulit. Lebih dari 10% dari kasus yang terjadi berakhir dengan kematian.
Pertusis atau batuk rejan, merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri yang dapat menyebabkan batuk yang sangat parah sehingga menyulitkan anak untuk makan, minum, atau bernafas. Penyakit ini dapat menyebabkan pneumonia, kejang, kerusakan otak, bahkan kematian.
Vaksin yang diyakini dapat mencegah ketiga penyakit berbahaya ini disebut vaksi DTaP. Suntikan vaksin ini direkomendasikan diberikan pada anak usia 11 sampai 12 tahun. Orang dewasa yang pada masa remajanya belum mendapatkan suntikan vaksin DTaP, pemberian vaksin ini juga sangat dianjurkan. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian vaksin Td setiap sepuluh tahun.
Oleh: Handayani Rahayuningsih
(vem/rsk)