Apa Itu Orthorexia?

Fimela diperbarui 28 Agu 2013, 10:21 WIB

“Makanlah makanan sehat!” kata-kata ini selalu kita dengar setiap hari. Iya kan, Ladies? Benar. Menjalani pola makan sehat adalah hal yang biasa dan bahkan sangat disarankan.

Tapi, bagi sebagian orang kata-kata tersebut berubah menjadi obsesi yang berlebihan. Mereka melakukan diet ekstra sehat dan membuang jauh-jauh makanan yang mereka ‘anggap’ tidak sehat. Dan mereka inilah yang sering disebut Orthorexics atau orang yang mengalami Orthorexia.

Seperti dilansir mayoclinic.com, menurut para ahli, termasuk Dr. Steven Bratman— dokter yang pertama kali memperkenalkan istilah ini- yang membuat Orthorexia berbeda dengan pola makan sehat normal adalah pembatasan dan obsesi berlebihan terhadap makanan tertentu. Penderita orthorexia seringkali terlalu percaya dengan pendapatnya sendiri dan tidak peduli dengan pendapat orang lain apabila itu menyangkut makanan dan kesehatan.

Umumnya penderita Ortohorexia akan menghindari makanan yang mengandung perasa atau pewarna buatan, makanan yang terkontaminasi pestisida, lemak, gula, dan garam. Juga, pada beberapa orang, makanan harus dicuci beberapa kali untuk memastikan tidak ada bakteri dan sering menghindari makan di luar karena dia tidak bisa memastikan sendiri kehigienisan dan kesehatan makanan tersebut.

So, apa salahnya? Ladies, makanan yang dihindari oleh penderita Orthorexia tidak semuanya tidak sehat. Misalnya, dia cenderung akan menghindari produk susu, daging, telur, dan padi-padian. Padahal, makanan-makanan tersebut bergizi tinggi dan dibutuhkan oleh tubuh.

Selain itu, karena itu adalah obsesi yang berlebihan, ketika obsesi tersebut tidak terpenuhi, akan membuat penderita stress dan merasa bersalah, yang justru akan mengganggu kesehatan. Juga, anggapan bahwa makanan orang lain belum tentu higienis dan menghindari makan di luar, akan mengganggu hubungan sosialnya.

Oleh: Asizah

(vem/rsk)
What's On Fimela