Ladies, perceraian adalah subjek yang tidak menyenangkan. Tetapi, statistik menunjukkan bahwa tiap tahunnya angka perceraian semakin meningkat khususnya di Amerika. Bahkan ada yang bilang 50% dari pernikahan berakhir dengan perceraian. Benarkah?
Menurut laporan CDC yang dirilis dalam situs foxnews.com, angka perceraian justru semakin menurun, tapi angka ini juga diimbangi oleh penurunan angka pernikahan. Kedua angka tersebut menurun dengan harmonis. Ketika angka perceraian dari 1000 orang pada tahun 2000 berada di level 4,0, angka ini menurun menjadi 3,6 tahun 2011, namun begitu juga dengan angka pernikahan dari 8,2 tahun 2000 turun menjadi 6,2 tahun 2011.
Untuk mengatakan 50% dari pernikahan berakhir di perceraian mungkin belum bisa dibuktikan. Penelitian dari Universitas Pennsylvania mengindikasikan bahwa usia merupakan faktor yang penting untuk menentukan pernikahan berakhir perceraian atau tidak.
Pada tahun 1980-an, 81% usia pernikahan pasangan pengantin adalah antara 27-29 tahun. Kemungkinan, ini merupakan tanda peningkatan jumlah perceraian beberapa tahun kedepan.
Dalam buku Tara Parker-Pope yang berjudul “for better”, mencatat bahwa di tahun 1970-an, 23 % lulusan perguruan tinggi yang menikah, bercerai 10 tahun kemudian. Karena angka ini terus menurun hingga 16% di tahun 1990-an, mengindikasikan bahwa pendidikan juga memiliki peranan dalam mensukseskan pernikahan.
Menurut survey, 1 dari 3 pernikahan yang dilaksanakan tahun lalu berujung dalam perceraian. Apakah itu berarti angka perceraian diperkirakan 33%? Tidak sesederhana itu. Oleh karena itu, 50% bukan jawaban yang tepat.
Wah, ternyata tidak benar Ladies.
Oleh: Orista V Anggraningtyas
(vem/rsk)