Ladies, cincin adalah sebuah simbol di mana Anda mengikat janji dengan pasangan Anda dalam sebuah pernikahan. Cincin akan dengan indahnya akan menghiasi jari Anda pada saat proses pernikahan.
Namun Ladies, jika Anda mengamati lebih dekat, pasti Anda akan bertanya-tanya mengapa cincin pernikahan selalu terbuat dari emas? Cincin yang dijual di toko-toko juga umumnya terbuat dari emas. Bahkan ada mitos yang menyebutkan bahwa akan terjadi kesialan jika cincin yang digunakan tidak terbuat dari emas.
Seperti yang dilansir oleh thehistoryof.net, sebenarnya mitos itu hanya menjadi sebuah cerita dongeng di negara Irlandia saja. Anda harus mengetahui bawaha negara-negara di Eropa lainya bahkan seluruh dunia berhak menentukan bahan logam dari cincin pernikahanya itu.
Bahkan sebuah gereja Inggris berpendapat untuk jangan membiarkan kepercayaan ini terjadi, dan tidak menjadi sebuah keharusan karena setiap orang memiliki perekonomian yang berbeda-beda. Maka dari itu cincin pernikahan hanya menjadi suatu simbol bahwa pengikatan janji telah terjadi. Sebuah ironi sekali cincin merupakan berubahan kepercayaan. Sebagai kaum Protestan Puritan awal menyatakan bahwa, menggunakan cincin kawin termasuk golongan kafir dan tidak untuk digunakan oleh orang shaleh.
Namun itu telah dibantah, karena cincin hanya sebagai sebuah simbol untuk pasangan yang terikat pernikahan dan cincin itu bisa menjadi sebuah investasi berharga Anda. Anda juga bisa menjualnya kembali jika Anda membutuhkan uang.
Nah Ladies, jika Anda ingin membuat cincin pernikahan Anda tidak menggunakan emas, mungkin Anda bisa mengubahnya menjadi perak, batu permata, dsb. Yang paling utama di sini adalah bagaimana Anda bisa mengkontrol anggaran Anda dalam melakukan prosesisi pernikahan ini, jangan sampai terbengkalai karena takut dalam menentukan bahan cincin.
Lucky Kresna Putra
(vem/ova)