Tidak ada tindakan medis yang bebas dari risiko, begitu juga dengan program bayi tabung. Berikut merupakan beberapa komplikasi yang mungkin akan terjadi akibat prosedur bayi tabung yang dijalani, seperti dilansir oleh en.wikipedia.org:
1. Multiple kelahiran
Komplikasi yang paling mungkin terjadi akibat prosedur bayi tabung adalah multiple kelahiran. Ini terjadi erat hubungannya dengan jumlah embrio yang yang ditransfer ke dalam rahim. Kehamilan dengan jumlah janin lebih dari satu akan meningkatkan risiko keguguran, kelahiran prematur, kelahiran morbiditas, dan kelahiran dengan bayi berkelainan.
Multiple kelahiran akan menyebabkan besar kemungkinan bayi akan lahir dengan berat badan kurang dari normal.
2. Risiko lain pada ibu
risiko yang diakibatkan oleh stimulasi ovarium adalah sindro hiperstimulasi ovarium. Dapat menyebabkan ovarium bengkak dan terasa sakit. Terjadi pada 30% pasien.
Kasus ringan bisa diobati dengan obat dan kasus akan diselesaikan tanpa adanya kehamilan. Dalam kasus lainnya, ovarium akan membengkak dan cairan terakumulasi di rongga perut sehingga mengakibatkan gejala sakit maag, gas, mual, atau kehilangan nafsu makan. Dalam kasus yang parah, pasien akan mendadak sakit perut yang parah, mual, muntah dan harus dirawat inap di rumah sakit.
Selama pengambilan sel telur, ada kemungkinan untuk terjadi pendarahan kecil, infeksi, dan kerusakan struktur sekitar ovarium seperti usus dan kandung kemih, serta kesulitan bernafas, infeksi dada, alergi terhadap obat-obatan, atau kerussakan saraf. Kehamilan di luar janin juga dapat terjadi jika janin berkembang di tuba falopi dan janin harus segera dihancurkan.
Oleh: Handayani Rahayuningsih
(vem/rsk)