Memang ya Moms, kalau sudah bicara cacat kandungan isinya khawatir melulu. Apalagi kalau Moms sendiri saat ini tengah berbadan dua. Wah, amit-amit deh kata orang-orang dulu.
Untuk mengatasi kekhawatiran tersebut, ada baiknya Moms menyimak sejenak bahasan kali ini terkait deteksi cacat kandungan yang dilakukan dengan cara screening test. Berdasar lansiran dari cdc.gov, test ini memang bisa jadi salah satu alternatif diagnosis untuk mengetahui adanya kelainan pada bayi dalam kandungan
Meskipun hasil screening test tidak bisa disebut tepat 100%, tapi sebagai upaya pencegahan, sepertinya melakukan test ini juga tidak salah, kalau tidak bisa dianjurkan. Jadi baiknya Anda konsultasi dulu pada dokter Anda, perlukah melakukan screening test ini.
Test screening sendiri dilaksanakan dua kali, yaitu tiga bulan pertama dan tiga bulan kedua. Pada tiga bulan pertama, atau pada sekitar minggu ke-11 dan ke-13 pada kehamilan, screening test ditujukan untuk melihat level protein (hCG) dan (PAPP-A). Jika level (PAPP-A) terlalu rendah atau tinggi, berarti ada kelainan kromosom pada bayi. Selain itu juga ada tes ultrasound untuk mengetahui adanya kelainan kromosom atau tidak.
Selanjutnya screening test tiga bulan kedua dilakukan pada kehamilan minggu ke-15 hingga 20. Pada tahap ini dilakukan tes yang namanya Maternal Serum screen dan Anomaly Ultrasound. Kedua tes ini bertujuan memeriksa kelainan kromosom dan kelainan pada bentuk bayi. Jika ada yang tidak normal, maka dokter akan menawarkan tes diagnose yang lebih lanjut.
So Moms, itulah sekilas tentang screening cacat kandungan. Berkenan mencoba?
Oleh: Asizah
(vem/rsk)