Anoreksia dikenal sebagai gangguan makan yang parah, menyebabkan penderitanya selalu merasa bahwa dia gemuk. Walaupun pada kenyataannya berat penderita sudah di bawah normal. Umum diderita oleh wanita namun kasus pada pria pun juga pernah ditemukan.
Penderita anoreksia akan membatasi makanan yang masuk ke tubuh secara ekstrim. Intensitas gerak atau olahraga juga ditambahkan. Bahkan beberapa sudah tidak mau makan selain makanan yang ditentukan. Bahaya yang ditimbulkan sangat mengawatirkan, berhentinya siklus menstruasi, pengeroposan tulang, hilangnya estrogen sebagai hormon sexual pada wanita, sampai depresi yang dapat mengakibatkan bunuh diri.
Dilansir dari sciencedaily.com, metode baru telah ditemukan untuk mengobati penderita anoreksia secara perlahan dengan cara terapi penambahan estrogen. Metode ini dapat berlangsung bersama metode rehabilitasi yang sudah umum diterapkan. Estrogen sangat penting wanita karena mengatur siklus menstruasi. Estrogen pun ternyata juga mengurangi efek perasaan kurang kurus pada penderita anoreksia.
Meskipun penanganan penderita anoreksia sangat sulit, metode ini telah dites pada 72 remaja dengan 38 menerima estrogen dan 34 menerima plasebo, obat yang dapat memberikan efek sugesti meningkatnya kondisi tubuh pada penggunanya. Selama 18 bulan partisipan diberikan kuesioner dan dipelajari oleh peneliti. Isi kuesioner meliputi bagaimana mengatasi perasaan kurang kurus dan pendapat mengenai makan dan bentuk tubuh. Hasilnya, 20 partisipan yang menerima estrogen dapat menyelesaikan tes, 3 partisipan lebih banyak dibanding partisipan yang menerima plasebo dengan 17 orang.
Oleh: Muhammad Faris
(vem/tyn)