Sejarah Cincin Pernikahan dan Batu Mulia

Fimela diperbarui 08 Agu 2013, 19:29 WIB

Digunakannya cincin sebagai simbol penyatuan dua insan manusia dalam ikatan pernikahan telah dimulai sejak abad ke-3 di Roma dan abad ke-6 di Inggris. Namun, pada waktu itu, cincin pernikahan ini belum berbentuk cincin seperti sekarang ini. Pada masa itu, pengantin wanita diberikan kunci yang terbuat dari kuningan, besi ataupun juga perunggu yang nantinya menjadi kuncu sebuah boks perhiasan atau bahkan rumah yang akan dihuni oleh pasangan tersebut setelah menikah.

Seiring dengan berjalannya waktu, penggunaan kunci sebagai symbol pernikahan ini berubah menjadi cincin seperti yang kita kenal sekarang ini. Meskipun pada awalnya cincin yang diberikan kepada pengantin wanita belum dihiasi dengan batu mulia ataupun juga permata, para pasangan yang menikah pada era-era tersebut sudah cukup senang. Bukan permata yang mereka cari, melainkan kebahagiaan dalam pernikahan mereka.

Penggunaan batu mulia dan permata, seperti yang dikemukakan dalam yourengagement101.com, baru dimulai pada abad ke-15. Penggunaan batu mulia ini dimulai oleh keluarga kerajaan. Alasannya tentu jelas, yaitu dikarenakan batu mulia pada masa-masa itu masih sangat mahal dan hanya keluarga kerajaan lah yang sanggup membelinya.

Setelah banyak keluarga kerajaan yang menggunakan cincin berbatu mulia sebagai simbol pernikahan anak-anak mereka, banyak keluarga bangsawan yang mengikuti tradisi tersebut. Mereka mulai menghiasi cincin-cincin pernikahan yang akan mereka gunakan dengan batu mulia. Setelah harga batu mulia mulai terjangkau, penduduk pun ikut menjalankan tradisi ini.

Meilia Hardianti

(vem/ova)
What's On Fimela