Seperti yang dirangkum dari thehistiryof.net, mengatakan bahwa di Irlandia, ada cerita yang mengatakan bahwa bila menikah menggunakan cincin yang bukan terbuat dari emas, akan mendatangkan kesialan, bahkan ilegal. Tapi, kenyataannya tidak seperti itu, di tempat lain berbagai logam digunakan untuk membuat cincin pernikahan. Meskipun begitu, cincin emas sering disediakan untuk pernikahan mereka yang tidak mampu.
Takhayul di belahan penjuru dunia yang lain menyebutkan bahwa cincin pernikahan haruslah benar-benar sangat pas dipakai. Jika tidak. Maka celakalah pernikahan itu dikemudian hari. Sebuah cincin yang terlalu sempit mungkin menunjukkan kecemburuan yang menyakitkan atau menyesakkan satu pihak oleh pasangannya. Jika terlalu longgar, diindikasikan akan adanya bahaya di masa depan dengan terjadinya perpisahan atas tindakan yang ceroboh atau kelupaan.
Inggris tidak mengenal peraturan ini, dari bahan apa cincin pernikahan dibuat dan bagaimana ukurannya, tidak jadi soal asalkan cincinnya ada. Sekarang, sebagian besar pengantin memakai cincin pernikahan, tak diragukan dibantu dengan cerita lama vena amoris, pembuluh darah cinta, dan memakainya di jari tengan pada tangan kiri.
Di sebagian besar tempat, mereka tidak mewajibkan penggunaan emas sebagai bahan pembuatan cincin pernikahan. Banyak pasangan memilih cincin pernikahan yang terbuat dari platinum dan sebagian yang lain memilih perak atau mencampurnya dengan titanium. Warnanya pun tak lagi harus kuning, banyak pengantin yang memilih warna putih atau percampuran keduanya.
Dari apapun cincin pernikahan anda dibuat, tak jadi masalah, yang terpenting adalah simbol dari cincin itu sendiri, persatuan dua hati dalam satu cinta.
Oleh: Handayani Rahayuningsih
(vem/tyn)