Ketika bayi sedang berkembang, dia akan terus bergerak di dalam rahim. Air ketuban membantu bayi untuk dapat bergerak. Pada trimester kedua, bayi akan mulai bernafas dan menelan air ketuban.
Dijumpai pada beberapa kasus, terjadi kadar rendah air ketuban. Keadaan ini disebut oligohidramnion. Dapat dikatakan oligohidramnion jika volume air ketuban kurang dari 500mL pada kehamilan berumur 32-36 minggu.
4% dari kehamilan didiagnisis mengalami oligohidramnion. Menurut americanpregnancy.org, oligohidramnion dapat terjadi karena beberapa faktor, berikut diantaranya:
1. Lahir cacat
Masalah dengan perkembangan ginjal dan saluran kemih dapat menyebabkan produksi urin sedikit sehingga menyebabkan rendahnya kadar air ketuban.
2. Masalah plasenta
Jika plasenta tidak menyediakan cukup darah dan nutrisi ke bayi, bayi kemungkinan akan berhenti mendaur ulang cairan.
3. Bocor atau pecah selaput ketuban
Air ketuban bisa saja keluar sedikit demi sedikit atau menyembur bila selaput ketuban bocor. Hal ini akan menyebabkan kadar air ketuban menjadi rendah.
4. Usia kandungan sudah melebihi waktu normal
Usia kandungan yang sudah lebih dari 42 minggu dapat menurunkan fungsi plasenta dan kemudian menyebabkan rendahnya kadar air ketuban, bahkan berkurang sampi setengahnya.
5. Komplikasi pada ibu
Dapat berupa dehidrasi, hipertensi, diabetes, preeklamsia, dan hipiksia kronis dapat menyebabkan berefek pada kadar air ketuban.
Oleh: Handayani Rahayuningsih
(vem/tyn)