Sebelum kita menjawab pertanyaan tersebut, mari kita membahas secara singkat apa sebenarnya yang dimaksud dengan obesitas. Menurut World Health Organization (WHO), obesitas didefinisikan ketika seseorang memiliki Body Mass Index (BMI) yang melebihi 25. BMI dihiitung dengan membagi berat dan tinggi badan seseorang.
Seperti yang dikutip dari ezinearticles.com, WHO mencatat jumlah penduduk dunia yang mengalami obesitas pada tahun 2005 adalah sebesar 1.6milyar. WHO juga memprediksi di tahun 2015 kelak, akan ada sekitar 2.3 milyar orang yang obesitas. Overweight atau obesitas dapat memperbesar resiko terjadinya penyakit kronis.
Obesitas juga sangat berbahaya bagi kesehatan. Dibandingkan dengan orang memiliki berat badan normal, orang yang obesitas akan mempunyai peluang yang lebih besar mengidap penyakit kronis seperti jantung, kanker, diabetes, atau osteoarthritis.
Ada banyak faktor yang menyebabkan peningkatan jumlah penduduk dunia yang obesitas. Jika dilihat dari data di WHO, penyumbang terbesar orang-orang yang obesitas berasal darinegara-negara yang dikategorikan sebagai negara maju. Mengapa bisa demikian?
Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi-teknologi baru banyak ditemukan oleh para ilmuwan. Kebanyakan dari teknologi-teknologi tersebut berasal dari negara maju. Perubahan gaya hidup di negara maju yang disebabkan dari berkembangnya teknologi membuat prilaku manusianya ikut berubah. Contohnya sederhananya saja, dengan ditemukannya lift, banya orang yang memilih untuk menggunakan lift daripada harus berjalan menyusuri tangga untuk bisa naik keseuah gedung.
Melihat banyaknya bahaya dari obesitas, alangkah baiknya jika kita mampu memanage tubuh kita untuk tetap memelihara keseimbangan berat badan. Karenan sebenarnya obesitas merupakan akar dari penyakit-penyakit kronis.
Oleh: Ratna Komala Dewi
(vem/ova)