Beberapa mitos yang berkembang di sekitar kita pasti akan mampir di telinga kita saat menyusui. Orang tua dan kerabat dekat, juga tetangga mungkin akan berbagi ‘wejangan’ seputar menyusui yang semuanya belum tentu benar. Berikut ini ada beberapa mitos menyusui seperti yang dirilis di fitpregnancy.com.
Payudara yang kecil tidak akan menghasilkan ASI yang cukup.
Fakta: Ukuran payudara tidak mempengaruhi jumlah ASI. Judith Lauwers, juru bucara IBCLC mengatakan bahwa ukuran payudara bergantung pada jaringan lunak, sedangkan menyusui berhubungan dengan jaringan fungsional dimana kelenjar yang berfungsi untuk menghasilkan ASI berada. Selama hisapan bayi cukup, maka seberapapun ukuran payudara Anda, ASI akan tetap mencukupi.
Menyusui merupakan pengontrol kehamilan
Fakta: Jangan hanya mengandalkan menyusui sebagai pengontrol kehamilan. Jika ibu memberikan ASI eksklusif kepada bayi hingga sebelum usia 6 bulan dan belum mendapatkan menstruasi secara normal (disebut lactation amernorrhea), maka 98% efektif mencegah kehamilan. Tapi jika Anda memberikan susu formula, atau memberikan dot sehingga anak kurang menyusui, maka hendaknya menggunakan alat konstrasepsi sehingga lebih aman.
Menyusui lebih dari 1 tahun membuat bayi lebih susah untuk disapih.
Fakta: Tidak ada yang dapat membuktikan statement tersebut. Seperti manusia dewasa, bayi juga mempunyai karakteristiknya sendiri-sendiri. Ada yang menyusu ASI lebih lama dari yang lain, dan juga karena keinginan orang tua untuk segera menyapihnya atau tidak. Seiring dengan pemberian makanan padat, frekuensi bayi untuk minum ASI akan semakin berkurang.
Memberi botol berisi pompaan ASI akan membuat bayi tidak mau menyusu.
Fakta: Bayi bisa menyesuaikan pergantian menyusu langsung pada payudara dan botol susu. Hal ini tidak akan menjadi masalah ketika Anda menunggu hingga 6 minggu untuk memperkenalkan botol padanya, ketika bayi sudah lancar menyusu pada payudara ibu.
Oleh: Zurriat Nyndia
(vem/tyn)