Selama menyusui, beberapa masalah kesehatan mungkin muncul pada ibu dan mungkin menganggu aktifitas ibu yang juga harus mengurus si kecil. Salah satunya adalah pusing. Pusing ini dapat dicegah dan diobati dengan perubahan pola makan dan gaya hidup. Namun, meski kelihatannya sepele, pusing seringkali merupakan tanda akan penyakit yang lebih serius.
Menurut situs livestrong.com, umumnya pusing ini disebabkan posisi saat menyusui. Ketika ibu menyusui dalam posisi berbaring miring dan tiba-tiba bangun dan berdiri. Menurut American Academy of Otolaryngology, hal ini disebut benign positional vertigo, atau vertigo yang tidak berbahaya. Pusing ini akan bertahan selama kira-kira sampai 30 detik.
Dehidrasi selama menyusui juga mengakibatkan rasa pusing. Ibu yang menyusui membutuhkan banyak cairan tubuh untuk mengganti ASI yang keluar. Penyebab lain adalah gula darah yang rendah, alergi, cedera kepala, hingga gangguan kardiovaskular. Rendanya gula darah disebabkan kurangnya konsumsi kalori dari takaran yang dianjurkan. Infeksi telinga dan demam yang menyerang bayi juga dapat mempengaruhi kesehatan ibu.
Perlu diwaspadai juga, meski ibu masih menyusui ASI eksklusif dan belum mengalami menstruasi, ibu masih mungkin untuk hamil. Terutama jika ibu hanya mengandalkan menyusui sebagai pengontrol kehamilan. Pusing yang diiringi oleh rasa mual dan payudara yang terasa sakit adalah tanda-tanda kehamilan. Periksakan diri ke dokter untuk hasil yang lebih pasti.
Ketika Anda pusing, perbanyak minum air dan untuk sementara jangan menggendong bayi ketika sudah merasa tidak kuat. Makanlah snack ringan yang mengandung karbohidrat dan protein seperti potongan apel dan almond, serta makanan yang mengandung kalori dan glukosa.
Oleh: Zurriat Nyndia
(vem/ova)