Ladies sekalian, pada artikel-artikel sebelumnya telah dibahas tentang berbagai cara untuk mendiagnosis asma. Ada pemeriksaan riwayat kesehatan bagi yang memiliki keturunan asma, pemeriksaan tubuh untuk memeriksa adanya gejala asma serta tes spirometri. Selain cara-cara tersebut masih ada beragam cara lain yang dilakukan dokter untuk mendiagnosis asma seperti dijelaskan medicalnewstoday.com.
Ada yang disebut dengan bronchoprovocation test yakni dokter akan memberi zat pemicu timbulnya asma pada saluran pernapasan seperti udara dingin. Zat tersebut ditujukan untuk memicu adanya gejala-gejala asma seperti gangguan saluran pernapasan. Jika tidak ada gejala-gejala asma yang timbul, maka bisa dipastikan anda tidak menderita asma.
Terkadang dokter juga akan melakukan pemeriksaan alergi yang bertujuan mendeteksi zat-zat apa saja yang dapat memicu asma pada seseorang. Pemeriksaan ini memang tidak dapat mendiagnosis adanya resiko asma pada seseorang, namun pemeriksaan ini cukup ampuh bagi anda yang menderita asma agar mengetahui hal-hal apa saja yang dapat memicu asma.
Baru-baru ini para ahli juga menyarankan untuk melakukan tes nitrit oksida yang diyakini lebih akurat daripada tes spirometri. Sebab tingginya tingkat nitrit oksida erat dikaitkan dengan timbulnya penyakit asma. Sayangnya, sekalipun pemeriksaan ini cukup akurat, biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan pemeriksaan ini sangatlah tinggi.
Beberapa pemeriksaan lain seperti sinar X, elektrokardiogram, tes darah, CT atau computerized tomography juga dapat dilakukan untuk mendiagnosis penyakit asma. Jadi, bagi ladies yang memiliki resiko penyakit asma, pemeriksaan apa yang anda pilih?
Oleh Lies Nureni
(vem/sfg)