Fimela.com, Jakarta “Membaca adalah senjata utama untuk melawan HOAX.” Itulah sebuah kalimat yang terus diserukan oleh orang-orang yang tergabung dalam komunitas Indoreadgram. Lewat berbagai unggahannya di media sosial, salah satunya Instagram @indoreadgram, komunitas yang didirikan pada 2016 itu rajin mengajak warganet untuk membaca serta memahami bacaannya.
Intan Siagian founder Indoreadgram bersama timnya percaya bahwa sekarang ini membaca bukan hanya sekadar untuk menambah wawasan dan membuat seseorang lebih tahu banyak hal, tetapi juga bisa membuat seseorang lebih kritis. “Kalau ada berita yang sampai ke kita, kita tidak sembarangan menelannya begitu saja apalagi menyebarkannya lagi, kita harus memastikan bahwa berita tersebut bukanlah berita bohong atau hoax,” ujar Intan kepada Fimela.com.
Tak hanya itu, menurut Intan membaca juga dapat membuat seseorang lebih berhati-hati ketika mengunggah komentarnya di media sosial. “Kita pertama lebih mawas diri, jadi kayak ada berita kita bukanlah tipe orang yang bakal langsung ng-share, kita akan cari beritanya, benar nggak sih. Terus balas yang baik, jadi kita juga merupakan komentator yang hati-hati,” ungkap Intan.
What's On Fimela
powered by
Lalu bagaimanakah dengan minat baca orang Indonesia? Ternyata ada kaitannya antara minat baca dengan hoax, menurut Intan banyak berita hoax yang tersebar lantaran kebiasaan tidak membaca berita hingga habis. Intan sendiri mengaku sempat membuat sebuah survei di akun media sosialnya. Awalnya ia mengunggah sebuah berita dengan judul yang sangat menggebu-gebu, “Makan Kecoa Setiap Hari Kamu Bisa Sehat”.
“Kadang kita cuma baca judulnya aja, padahal dipenjelasannya kita tahu bahwa berita tersebut tidaklah benar. Dan dari posting-an tersebut yang baca sampai selesai sekitar 12 orang, yang ng-like 71 orang. Dari posting-an tersebut aku secara pribadi menyimpulkan bahwa kebanyakan orang nggak baca sampai tuntas,” terangnya.
Untuk mengatasi hal tersebut Intan bersama timnya di komunitas Indoreadgram mengadakan sebuah gerakan yang diberi nama “3B” yang merupakan singkatan dari “Baca, Beraksi, Bermedia”. Dengan adanya gerakan tersebut diharapkan masyarakat Indonesia tidak hanya sekadar membaca judulnya saja, tetapi juga bisa membaca sampai tuntas, mengerti apa yang dibaca dan tahu kebenarannya. “Kita selalu percaya, literasi itu bukan hanya seberapa banyak buku yang kamu baca, tapi juga tentang seberapa banyak aksi baik yang kamu lakukan setelah membaca buku.”
Membaca Bukan Kegiatan yang Membosankan
Melalui berbagai kegiatannya komunitas Indoreadgram juga ingin memperlihatkan kepada followers-nya dan juga kepada seluruh masyarakat Indonesia bahwa membaca itu adalah sebuah kegiatan yang menyenangkan. Untuk itulah Indoreadgram membuat berbagai kegiatan yang bisa mengajak orang untuk senang membaca.
“Jadi kita punya kegiatan tahunan, pertama itu kita membuat workshop menulis. Kita juga ada workshop mendongeng, lalu kita ada Kereadta. Kereadta ini menjadikan kereta sebagai tempat menyenangkan untuk membaca,” jelas Intan. Satu kegiatan Indoreadgram yang cukup unik dinamakan “Kencan Buku”.
Ada tiga sesi yang bisa diikuti oleh para peserta saat “Kencan Buku”, sesi pertama dinamakan Buku Bercerita, sesi kedua Baca Itu Menyenangkan, dan sesi ketiga, yakni Cari Jodoh Buku. “Dari banyaknya kegiatan baca yang menarik itu kita berharap masyarakat Indonesia bisa menjadikan membaca sebagai sebuah budaya, sebuah gaya hidup yang positif dan bermanfaat,” pungkas Intan.