Pembuatannya yang cepat dan tidak ribet, membuat mi instan menjadi menu sarapan favorit keluarga Indonesia. Sayangnya, sarapan ini dianggap tidak sehat karena hanya mengandung mecin saja.
Padahal ahli kesehatan Prof Hardinsyah mengatakan, mi tetap bisa menjadi menu sarapan. Asalkan jangan disajikan hanya mi saja melainkan ditambah sumber gizi seperti sayuran. Dan jangan dikonsumsi secara berlebih.
"Kalau hanya mi saja ya tentu tidak benar. Tapi kalau mi ditambah sayur, protein dan susu bisa jadi sarapan yang sehat karena mi salah satu sumber karbohidrat yang dibutuhkan tubuh," ujarnya saat ditemui diacara Indofood di SDN Sukamaju 01, beberapa waktu lalu.
Selain menu, terpenting adalah juga kemauan untuk sarapan. "Bila tidak sarapan, hanya dalam waktu 30 sampai 60 menit akan terjadi gangguan konsentrasi dan proses pembelajaran," ujarnya.
Ia mengatakan, sampai saat ini, masih banyak anak yang tidak sarapan. Bahkan, menurut Naskah Akademik Pekan Sarapan Nasional, PERGIZI PANGAN Indonesia tahun 2012 menunjukkan prevalensi tidak biasa sarapan pada anak dan remaja 16,9%-59% dan pada orang dewasa 31,2%.
Sementara hasil analisis data konsumsi pangan Riskesdas 2010 pada 35.000 anak usia sekolah 44,6% anak yang sarapan hanya memperoleh asupan energi kurang dari 15% kebutuhannya yang seharusnya 15-30% kebutuhan (Hardinsyah dan Aries M, 2012). Artinya, 70% atau 7 dari 10 anak usia sekolah belum memenuhi gizi sarapan.
"Masalah makan siang 99 persen biasanya hanya karena telat. Tapi menu makanannya bisa lebih lengkap dibandingkan sarapan. Masalah sarapan lebih serius daripada makan siang," ujarnya.
Melihat masalah tersebut, Dwi setyo Irianingsih, CSR Manager Indofood mengatakan, selama 4 tahun berturut-turut Indofood merayakan Pekan Sarapan Nasional yang berlangsung ini 14 sampai 19 Februari. Dengan menggalakan edukasi mengenai pentingnya sarapan. Terutama anak-anak tingkat Sekolah Dasar mulai kelas 3 hingga kelas 6.
"Anak-anak kelas 3 sampai kelas 6 sudah bisa menentukan jajanan mana yang dipilhnya. Sedangkan pada anak kelas 1 dan 2 kita edukasi orangtuanya," ucapnya.
Selain itu saat usia SD anak-anak sudah terindikasi anemia dan masa depannya masih panjang. Tahun ini ada 7 kota yang diadakan, yakni Jonggol (Bogor), Bandung, Tasikmalaya, Cirebon (Jawa Barat), Purwokerto , Malang, Jember, dan Sidoarjo. Tiap kota mengunjungi 2-3 Sekolah Dasar. Tiap tahun ada sekitar 12.000 murid yang diedukasi dalam Pekan Sarapan Nasional.