Bagaimana Bisa Pria Melamar Wanita? Ini Sejarah Asal Mulanya

Fimela diperbarui 30 Apr 2018, 20:00 WIB

Sebelum pernikahan diadakan, pasangan pria dan wanita yang sudah menjalin cinta pasti akan melalui masa melamar. Umumnya, pria yang akan melamar wanita yang dicintainya. Ini adalah momen mendebarkan dan seringkali, mengejutkan.

Tapi pernahkah kamu bertanya atau penasaran, bagaimana bisa budaya melamar itu muncul? Bagaimanakah asal mulanya? Dilansir dari thelist.com, Selasa (24/10/2017), berikut ini adalah sejarah mengapa pria melamar wanita.

Sejarah pernikahan
Pernikahan sudah ada dan dimulai sejak Zaman Batu, sebagai sarana untuk membangun kelompok, serta mengatur kelompok yang berbeda. Pernikahan bisa diartikan sebagai kebutuhan kelompok yang lebih besar, mengubah orang asing menjadi keluarga.

Hingga akhirnya pernikahan menjadi transaksi ekonomi dan politik, yang berarti, menemukan pasangan pria yang baik adalah bentuk investasi penting bagi kaum wanita. Barulah pada abad ke 18, pernikahan didasarkan pada pasangan yang saling mencintai.

Wanita dianggap sebagai kepemilikan
Sudah bukan hal baru lagi jika selama berabad-abad lamanya, wanita diperlakukan seperti properti atau barang, dipindahkan dari keluarga satu ke keluarga lainnya saat prosesi lamaran hingga pernikahan berlangsung. Pada zaman dahulu, wanita menikah untuk menyelesaikan atau membayar hutang.

Wanita terlalu emosional untuk memilih pasangan
Karena cenderung dikendalikan oleh hati dibanding logika, wanita dianggap terlalu emosional untuk dipercaya memilih suami yang baik. Inilah mengapa kaum pria dianggap sebagai pengambil keputusan yang lebih rasional dan berkepala dingin, serta pihak yang paling mungkin untuk melamar terlebih dahulu.

Pria sebagai penyedia kebutuhan
Seiring dengan berkembangnya pengertian pernikahan karena cinta, pria dianggap sebagai penyedia kebutuhan dan wanita adalah pengasuh, sekaligus penerima manfaat dari pekerjaan pria. Karena pemikiran inilah, umumnya pria menjadi pemimpin di dalam rumah tangga sedangkan wanita sebagai pengatur rumah tangga. Waktu yang tepat untuk pria melamar seorang wanita seringkali disesuaikan dengan kematangannya secara finansial.

Secara alami, pria memang seharusnya mengambil langkah terlebih dahulu untuk bertindak, termasuk melamar wanita. Seperti adat Jawa, wanita memang dianjurkan untuk tidak 'ngebet' menikah karena itu dianggap tidak sopan dan menyalahi aturan dan norma adat sebagai wanita Jawa.

Apalagi pada umumnya, derajat pria lebih tinggi dan akan menjadi pemimpin rumah tangga, dibutuhkan seorang pria yang memiliki keberanian dan keteguhan hati untuk memulai komitmen. Itulah mengapa pria lebih sering melamar wanita dibanding sebaliknya.

Sumber: Liputan6.com

(vem/feb)