Hamil di Usia 15 Tahun, Bercerai Juga di Usia 15 Tahun

Fimela diperbarui 25 Apr 2018, 14:20 WIB

Hidup memang tentang pilihan. Setiap wanita pun berhak menentukan dan mengambil pilihannya sendiri dalam hidup. Seperti cerita sahabat Vemale yang disertakan dalam Lomba Menulis April 2018 My Life My Choice ini. Meski kadang membuat sebuah pilihan itu tak mudah, hidup justru bisa terasa lebih bermakna karenanya.

***

Usia muda adalah usia di mana kita dapat banyak berkarya, mengapresiasikan diri, mengejar cita, dan juga tentunya berkarier. Semakin matang usia dan juga semakin dewasa diri kita, maka akan ada banyak sekali keputusan yang harus kita ambil. Kita tentunya harus memilih mana yang terbaik dari beberapa pilihan yang datang dalam hidup kita. Seperti saya yang tidak pernah terpikirkan harus mengambil keputusan besar dalam hidup saya, sehingga sangat berdampak pada kehidupan saya. Namun saya sama sekali tidak menyesal akan keputusan saya. Karena itu adalah keputusan terbaik yang pernah saya ambil.

Menikah di usia 15 tahun, tentu usia yang terbilang sangat muda. Menikah di usia belia? Tentu bukanlah keinginan saya. Melainkan itu adalah kesalahan saya, merupakan korban broken home dari kedua orangtua membuat saya melampiaskan diri pada hal yang tidak baik, sehingga saya harus mengakhiri masa sekolah dan juga menghapus semua cita–cita. Membahayakan diri dengan mengandung di usia 15 tahun, saat teman–teman saya asyik melanjutkan sekolah menengah atas. Saya harus banyak menghabiskan waktu di rumah, mengurus rumah tangga dan juga suami. Menanti persalinan yang harusnya belum saya alami di usia belia ini.  



Pernikahan? bukan suatu permainan, bukan pula seperti pacaran. Membina rumah tangga di usia 15 tahun dengan emosi yang mudah berubah–ubah membuat saya akhirnya harus mengambil suatu keputusan. Suami yang tidak bertanggung jawab, tak kunjung memberi nafkah, tak mau berusaha kerja untuk menghidupi rumah tangga membuat saya merasa gerah dan tidak bahagia. Mutlak ini adalah kesalahan saya, saya pikir dengan menikahi orang yang kita cintai, hidup akan bahagia. Itu salah! Saya mengorbankan masa depan demi orang yang saya cintai, menyakiti hati orangtua bahkan mengecewakan mereka, membuat malu keluarga dan terpukul dengan kelakuan saya. Saya sangat salah di masa lalu.

Kini, saya tidak menyesali keputusan yang saya ambil. Yaitu bercerai, memilih bercerai adalah pilihan terbesar dalam hidup saya. Awalnya saya sempat merasa ragu untuk mengambil pilihan ini, karena sebagai wanita, banyak sekali hal yang ditakutkan dalam mengambil keputusan bercerai. Bagaimana kita mencari nafkah untuk sang anak? Apakah kita sanggup menyandang status sebagai single parent? Lalu bagaimana tanggapan orang di sekitar nanti? Tapi jika saya terus hidup bersama suami yang sama sekali tidak mau berjuang sebagai kepala keluarga, apa jadinya rumah tangga saya? Ini hidup saya, dan saya harus memilih suatu pilihan untuk tetap melanjutkan hidup saya menuju yang lebih baik. Terutama untuk anak saya.



Sudah saya coba untuk tetap mempertahankan rumah tangga saya, namun tetap tidak ada perubahan. Pilihan saya sudah benar, saya harus bercerai.

Setelah bercerai, hidup saya berubah. Tentunya dengan doa dan juga perjuangan, seiring waktu berjalan  akhirnya saya mencoba berkarya dengan bakat yang saya punya. Saya sering bernyanyi di berbagai event, berkesempatan menjadi guru dance, dan juga instruktur senam, bahkan  sekarang saya sudah mulai mengasah kemampuan menjadi kreator video. Apapun saya lakukan demi anak saya asalkan itu adalah pekerjaan yang halal. Dan alhamdulillah tahun ini saya bisa bekerja menjadi karyawan swasta dan mengejar karier juga melanjutkan studi kuliah.

Bercerai di usia 15 tahun, bahkan mengandung di usia 15 tahun adalah masa yang paling berat dalam hidup saya. Pilihan bercerai di usia yang sangat muda tentu bukanlah hal yang mudah. Rumah tangga yang singkat, dan juga suami yang tidak bertanggung jawab merupakan kesalahan masa lalu saya. Namun saya tidak pernah ingin terus berada di masa lalu saya, saya harus bangkit dan membuat masa depan yang lebih baik. Mengambil pilihan yang sulit tapi akhirnya pilihan itulah yang membawa saya pada kebahagiaan yang sempurna. Pilihan terberat itu akhirnya menuntun saya pada hidup yang lebih baik.



Meyakinkan diri atas keputusan yang akan kita pilih sangatlah sulit, namun jika kita yakin itu adalah suatu keputusan yang terbaik, so why not? Tetapi tentunya mengambil sebuah pilihan atau keputusan kita perlu memikirkannya secara mantap. Dan juga jangan lupa selalu meminta pendapat dari keluarga dan orang–orang terdekat. Pastinya orang–orang di sekitar kita dapat memberikan pendapat yang baik.

Tapi saya tidak menginginkan wanita lain mengalami hal yang sama seperti saya. Jelilah dalam memilih pasangan, pilihlah pasangan yang terbaik dan juga dapat menjadi pasangan sehidup dan semati. Jika memang ladies sedang dalam keadaan rumah tangga yang sedang tidak baik, cobalah selesaikan dan pilih solusi yang terbaik. Karena your life, your choice, pilihan ada di tangan kalian ladies dan juga pilihan tersebut adalah penentu hidup kalian. Jangan takut dalam memilih, kalian tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi ke depannya jika kalian tidak berani memilih.

Semoga cerita saya dapat menginspirasi, karena saya yakin kalian pun bisa seperti saya. Mengambil keputusan terbesar dalam hidup saya. Memilih bercerai, dan akhirnya pilihan saya adalah hidup saya.




(vem/nda)
What's On Fimela