Meski Dihina Bodoh dan Buruk Rupa, Jangan Sampai Dendam Melumpuhkan Jiwamu

Fimela diperbarui 24 Apr 2018, 13:00 WIB


Hidup memang tentang pilihan. Setiap wanita pun berhak menentukan dan mengambil pilihannya sendiri dalam hidup. Seperti cerita sahabat Vemale yang disertakan dalam Lomba Menulis April 2018 My Life My Choice ini. Meski kadang membuat sebuah pilihan itu tak mudah, hidup justru bisa terasa lebih bermakna karenanya.

***

Aku selalu percaya bahwa ketidakpercayaan diri itu dialami oleh setiap manusia di dunia ini. Kenyataan bahwa ada orang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi pasti di sisi lain mempunyai sisi tidak percaya diri walaupun kita tidak melihatnya. Ketidakpercayaan diri dapat berasal dari fisik tubuh, kemampuan, keyakinan, pandangan, dan lain sebagainya. Dalam banyak kasus, ketidakpercayaan diri memberikan implikasi untuk ‘tidak ingin melakukan’ sesuatu. Pada akhirnya orang tersebut tidak maju dan tidak berkembang. Ya itulah yang terjadi kepadaku selama hampir 8 tahun.

Aku memiliki bentuk badan yang berbeda dengan orang-orang pada umumnya. Aku memiliki kulit yang hitam, memiliki tanda lahir di wajah, memiliki bibir yang tebal, gemuk, dan badan yang pendek. Selain itu, aku memiliki kapasitas otak yang dibilang rendah. Selama aku belajar di sekolah, aku hampir selalu mendapat ranking paling bawah. Pernah suatu saat aku masuk dalam lingkaran peringkat 10 namun itu terjadi hanya sekali dalam di kelas 3 SMP selanjutnya tidak pernah. Guruku bahkan merendahkanku, mengatakan bahwa aku tidak akan bisa masuk di salah satu SMA unggulan di daerahku dan aku mempercayainya. Semakin hari berganti aku merasa semakin buruk. Semakin tidak percaya diri. Membenarkan kata orang-orang bahwa aku memang bukan apa-apa dan tidak bisa apa-apa. Mau bisa apa? Cantik tidak, pintar pun tidak.



Orang tuaku bukanlah orang tua yang pintar mendidik anak, mereka tidak berpikiran maju dan mengikuti zaman. Mereka mengikuti kata orang-orang di sekitar kami. Ya, orang tuaku pun merendahkanku. Bahkan tak jarang mereka mengatakan kalimat-kalimat pedas serta celaan kepadaku. Aku semakin terpuruk, tidak ada yang bisa aku percaya dan aku jadikan contoh. Aku kekurangan figur yang dapat meyakinkanku dan menyadarkanku tentang makna hidup ini. Pada akhirnya, aku menjadi pribadi yang tertutup, malu, sensitif, pendendam, dan keinginan untuk memberontak. Semua itu kudapatkan atas semua yang telah telah terjadi kepadaku.

Hal paling menyakitkan ketika rencana setelah lulus sekolah. Akankah aku kuliah atau bekerja? Aku memilih untuk kuliah. Saat itu untuk kuliah negeri yang murah memiliki jalur masuk SNMPTN dan SBMPTN. Berdasarkan  hasil nilai-nilaiku sebelumnya, aku sudah memprediksi aku tidak akan lolos jalur SNMPTN. Dan ya memang benar aku tidak lolos. Kemudian, aku bertekad dan belajar untuk SBMPTN. Karena jalur inilah yang memiliki kesempatan lebih untukku. Hari demi hari ku jalani dengan belajar. Pada saat pengumuman, tertulis bahwa aku tidak lolos. Ya, aku tidak lolos kedua jalur ini. Aku menangis, sakit hati, bingung, rasanya dunia benar-benar tidak memberiku tempat. Di sekolah aku bukanlah siswi nakal aku hanya siswi berkapasitas otak yang rendah dan jelek.



Masa-masa itulah masa terpurukku. Masa-masa di mana aku terlalu percaya dengan orang lain dan selalu membenarkan perkataan mereka yang merendahkan diriku. Membuatku tidak percaya diri. Membutakanku bahwa ternyata aku mempunyai kekuatanku sendiri di mana aku hanya perlu percaya kepada diri sendiri dan mengambil tindakan karena memang itu pilihanku. Saat itulah, Tuhan mempertemukanku dengan sosok perempuan dari tempat yang jauh yang sudah kuanggap sebagai kakakku sendiri sekarang. Ia mengajariku banyak hal bahwa kesuksesan bukan berasal dari kondisi tapi keputusan diri sendiri. Kesuksesan berasal dari dirimu yang berdiri dengan kakimu sendiri bukan dari orang lain dan bagaimana kesuksesaan itu bekerja adalah dengan kerja keras. Hidup adalah proses bukan hasil maka jalani dan nikmati.



Ya, mulai dari situlah, aku berubah. Aku mulai merencanakan tujuan dan jalan hidupku. Menghadapi dunia yang penuh dengan ketidaktentuan dengan percaya diri, yakin bahwa apabila hari ini bekerja dengan keras dan maksimal, esok akan lebih baik. Kemudian, hal gila di luar bayanganku pun terjadi. Aku mengikuti SBMPTN di tahun berikutnya. Bagi lingkunganku yang seperti itu, mengikuti SBMPTN di tahun berikutnya seperti hal yang memalukan. Hujatan dan ledekan dari teman dan keluarga pun sering datang kepadaku. Aku kuat, ini sudah pilihanku diiringi dengan ketakutan, was-was, sisa-sisa percaya diri yang terus aku bangun. Aku berusaha keras, belajar sampai otak rasanya ingin meledak, keringat bercucuran, menangis berdarah-darah. Semua kujalani. Saat waktu ujian tiba, aku hanya berpikir satu hal. Entah apa yang terjadi, lolos atau tidak lolos, semua yang aku kerjakan merupakan pembuktian bahwa aku berubah. Apa yang telah kurencanakan untuk hidupku berdasarkan pilihanku sendiri, ini pilihanku, sepahit apapun hasilnya aku akan terima, ini konsekuensinya.



Ya, pengumuman tiba, dan ternyata aku lolos. Aku lolos dan masuk universitas terbaik di Indonesia dengan fakultas dan jurusan terbaik di Indonesia. Ya, aku merupakan alumni pertama sekolahku yang lolos di universitas ini. Ya, aku merupakan siswi dari daerahku yang lolos di universitas ini. Aku menangis, aku tidak bisa berkata-kata. Sakit hati yang selama ini kualami menguap seketika. Dendam yang mengeras di hatiku tergantikan dengan gelombang haru yang tak terbatas. Akhirnya, I break my history and story.

Aku yang tidak cantik, bodoh, dan tidak percaya diri memiliki tempat yang aku pilih sendiri. Orang-orang yang menghujatku dan merendahkanku tidak percaya. Guru-guruku, teman-temanku, bahkan keluargaku sendiri malu. Ya, mereka malu bertemu denganku. Malu telah memperlakukanku seperti itu. Ada yang meminta maaf, ada yang menjauhi ku, ada pula yang mulai mendekatiku hanya demi gengsi. Melihatku sudah di atas awan.

Walaupun dunia mulai berbalik kepadaku, aku menyadari sesuatu, apabila kau memilih sesuatu dengan yakin, pertahankanlah, jangan ragu itu. Meski, sampai saat ini pun aku masih tidak mempercayainya. Satu hal yang aku selalu ingat dari masa laluku, yang membuatku lebih baik memahami makna hidup ini, yaitu bertindaklah berdasarkan apa yang ada dari dirimu, dari keinginanmu sendiri, bukan apa yang di sekelilingmu atau pengaruh dari sekelilingmu, kau akan akan bahagia dan dapat menikmati hidupmu.





(vem/nda)
What's On Fimela