Jika dahulu ibu Kartini menuliskan penderitaan perempuan di Jawa seperti harus dipingit, tidak bebas dalam menentukan ilmu atau belajar, serta adanya adat yang mengekang kebebasan perempuan. Kini kemerdekaan perempuan pun dapat dirasakan dengan bebas memilih pendidikan yang tinggi maupun bekerja sesuai keinginan.
Maka tak heran jika kartini-kartini modern ini telah memiliki pekerjaan di berbagai sektor, mulai dari keuangan, perdagangan, perikanan, perindustrian, pertambangan dan masih banyak lagi. Kebebasan memilih pekerjaan sesuai dengan passion pun dirasakan Dian Sonnerstedt.
Perempuan 38 tahun ini pernah merasakan asam manis pekerjaan di dunia Marketing. Padahal ia pernah menduduki sejumlah posisi strategis seperti Brand Manager Corporate di Bakrie Telecom, Country Marketing Manager Yahoo! Indonesia dan Marketing Director Guvera.
“Dari zaman kuliah saya memang berkutat di bidang Event Organizer jadi udah terjun ke dunia marketing. Trus akhirnya saya bekerja di perusahaan kalo diitung-itung udah 12 tahun meniti kariri,” ujar Dian saat dihubungi redaksi Vemale.com
Keluar dari zona nyaman
Namun, banyaknya tekanan dari pekerjaannya membuatnya ia mudah stres. Hal inilah yang membuat Dian memutuskan untuk mengikuti kelas yoga.
“Tiba-tiba di tengah jalan bekerja di perusahaan dan karena hoby juga saya ikut yoga untuk menghilangkan stres. Dari situ saya makin suka dengan yoga, dan berpikir enak juga ganti pekerjaan seperti guru yoga. Akhirnya saya ikut teacher tranning jadi teacher yoga. Ini pemicu saya memutuskan untuk keluar dari marketing. Dan pengen mengubah pace kerja dari yang selalu dikejar waktu jadi punya kontrol sendiri,” tambahnya.
Walau tidak bekerja lagi menjadi marketing, Dian mengatakan ilmu marketinya tetap terpakai ketika ia mempromosikan kelas yoganya agar orang-orang dapat mengikuti kelasnya tersebuut.
Penghasilan
Penghasilan di bidang marketing memang lebih mapan. Namun, menurut Dian ketika kita menjalani pekerjaan dengan hati yang senang penghasilan pun akan mengikuti dengan sendirinya. Bahkan, akan mendapat lebih dari apa dahulu dikerjakan.
“Jadi guru yoga juga penghasilan oke juga, ditambah kita lebih senang karena ketemu orang baru, kita banyak belajar setiap bertemu orang, kita dapat menyentuh kehidupan seseorang. Maka tidak ada kata menyesal dalam memilih keputusan sesuai passion,” paparnya
Bisnis preloved
Bukan hanya menggeluti bidang yoga saja, Dian pun memiliki situs preloved yang cukup sukses. Awalnya ia berpikir, setelah tidak bekerja lagi sebagai marketing, pakaiannya seperti blazer, kemeja formal, high heels tidak terpakai lagi. Dari situlah ia mulai menjual barang-barang tersebut dengan harga lebih murah.
“Banyak pakaian yang ngga kepake, jadi muncul ide gimana jualin barangku, akhirnya aku jualin dan antusiasnya bagus. Di sini ilmu marketing tetap terpakai,” ungkapnya.
Dua tahun menjalankan bisnis rumahan, akhirnya Dian mendapat support suami. Menurut suaminya, bisnis tersebut memiliki prospek yang baik untuk jangka panjang. Akhirnya, pasangan suami istri membuat situs preloved, www.cityqueencloset.com.
Dukungan keluarga
Ketika memutuskan tidak bekerja lagi di perusahan, Dian pun mendiskusikanya bersama sang suami sebab pada saat itu ia sudah berstatus menikah namun belum memiliki anak.
“Semua hal butuh diskusi apa sih yang kira-kira dibutuhkan keluarga, saling kompromi, saling support karena kita tetap memprioritaskan jadi diri sendiri. Apalagi kini kita tinggal di dua negara. Harus bulak-balik Bali-Singapore. Jadi semuanya harus didiskusikan. Jadi perempuan juga harus multitalksking.
Manfaat keluar dari zona nyaman
Meninggalkan zona nyaman adalah sebuah langkah yang tak mudah dilakukan. Seperti beralih profesi, yang benar-benar berbeda. Hal ini yang membuat banyak orang khususnya perempuan takut untuk keluar zona nyaman.
Padahal, keluar dari zona ini bisa menjadi satu cara untuk mengembangkan potensi diri yang selama ini tersembunyi, bahkan membuat kita menjadi lebih sukses.
“Walau berbeda profesi saya tetap senang, karena apa dijalani ialah passion saya. Walau awalnya takut tapi itu hanya proses saja. Tapi setelah keluar zona nyaman, kamu akan menemukam kenyamanam dan lebih seru,” ujarnya.
Dian mengatakan untuk yakin keluar zona nyaman ialah kamu harus fokus, memiliki hati yang senang, jadi diri sendiri, dan harus siap mengambil risiko.
“Keluar zona nyaman perlu mental yang kuat. Jangan overthinking, pikirin aja kaya kami pergi travelling ke tempat yang belum pernah kita datangi. Butuh tekat, semangat, positif thinking dan selalu menyebar kebahagiaan karena saat kita bahagia, orang di sekitar pun akan ikut bahagia,” tutupnya.
Nah bagaimana dengan kamu ladies? Sudah berpikir untuk keluar dari zona nyaman? Jika ya, pastikan passionmu agar keluar dari zona nyaman membuat hidup lebih bahagia.
(vem/asp)