Hidup memang tentang pilihan. Setiap wanita pun berhak menentukan dan mengambil pilihannya sendiri dalam hidup. Seperti cerita sahabat Vemale yang disertakan dalam Lomba Menulis April 2018 My Life My Choice ini. Meski kadang membuat sebuah pilihan itu tak mudah, hidup justru bisa terasa lebih bermakna karenanya.
***
Aku adalah seorang ibu dari seorang anak laki-laki yang berumur 6 tahun, umurku saat ini 34 tahun, aku mencintai keluarga kecilku, peranku tidak hanya sebagai seorang ibu tapi juga wanita karier yang bekerja pada suatu perusahaan.
Aku menikah pada usia 25 tahun, menikah dengan seorang laki-laki teman sekolah Menengah Pertama (SMP). Kami bertemu kembali saat kami berusia 18 tahun (SMA kelas 3). Awal pertemuan kembali kami saat kami sama2 menjadi panitia reuni SMP angkatan kami.
Saat itulah benih-benih cinta mulai bersemi, padahal saat SMP dulu kami tidak pernah dekat, awalnya dia ingin mendekatkan aku dengan laki-laki yang dulu pernah mencoba mendekati aku saat SMP, tapi entah kenapa rupanya cinta itu justru datang pada dia dan aku.
Tujuh tahun kami menjalin hubungan dekat mulai dari tahun 2002 sampai dengan kami memutuskan untuk menikah tahun 2009. Bersyukur bisa dekat tumbuh bersama karena hubungan yang kami jalani tidak sebentar sampai akhirnya kami memutuskan untuk menikah.
Perjalanan cinta kami tidak selalu berjalan mulus, bisa dibilang kami justru sering bertengkar karena hal-hal kecil, aku dan dia sama-sama mempunyai sifat cemburu yang besar, itu yang membuat kami sering bertengkar.
Namun dari pertengkaran itu kami sama-sama saling belajar untuk saling memahami sifat masing-masing, dari sana saya pun mulai memahami bagaimana sifat dia ke saya. Di saat bertengkar lebih banyak dia yang mengalah, itu yang membuat saya makin jatuh cinta pada dia.
Menikah dengan laki-laki yang bisa memahami aku adalah suatu kebahagiaan untukku, beruntung umur kami hanya beda satu tahun dan kami adalah teman SMP, terkadang kami saling bertukar cerita tentang masa-masa indah saat kami duduk di bangku SMP, ingat dengan kelucuan saat itu.
Banyak hal yang sudah kami lewati,suka dan duka, tawa dan tangis sudah sama-sama kita lewati hingga saat ini. Hidupku benar-benar terasa lengkap dengan hadirnya anak kami, anak laki-laki yang sangat dekat dengan ayahnya, yang terkadang membuat aku jealouskarena dia lebih senang bermain dengan ayahnya daripada denganku, namun aku bersyukur karena seorang anak laki-laki harus dekat dengan ayahnya agar dia mempunyai panutan bagaimana menjadi seorang laki-laki seutuhnya.
Hidupku saat ini selalu aku syukuri banyak hal yang sudah membuatku belajar menjadi seperti saat ini, aku mencintai hidupku. Walaupun tidak sempurna namun semua aku jalani dengan penuh rasa syukur. Saat ini kami mempunyai mimpi untuk membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah.
Masih banyak PR kami sebagai orangtua untuk belajar menjadi orangtua yang baik buat anak kami, terutama aku yang selalu merasa kurang menjadi ibu yang baik buat anakku, banyak hal yang telah terlewatkan karena peranku bukan hanya sebagai ibu tapi juga seorang wanita karier yang tidak bisa mendampingi anakku selama hampir 12 jam karena kesibukan aku di kantor.
Namun di luar itu semua, pekerjaan yang aku lakukan ini untuk membantu perekonomian keluarga kecilku, ingin membantu suami mencari nafkah, ingin meringankan bebannya untuk mencari nafkah demi impian-impian kami, demi masa depan anakku dan masa depan keluarga kami.
Aku bersyukur dan merasa beruntung karier yang aku jalani mendapatkan dukungan bukan hanya dari suami tapi dari keluarga besarku, orangtuaku banyak membantuku dalam hal apapun, aku bersyukur mempunyai orangtua yang sangat menyayangiku.
Hidupku adalah kebahagiaan terbesar yang aku dapatkan. Alhamdulillah aku selalu bersyukur atas apa yang sudah aku jalani hingga saat ini.
Hidupku saat ini adalah pilihanku, pilihan untuk mempunyai peran ganda, peran sebagai seorang ibu, peran sebagai wanita karier. Aku sangat bersyukur atas pilihan hidupkku saat ini, semoga apa yang sudah aku lalui bisa menjadi sesuatu yang bisa memperoleh kebaikan buat hidupku dan keluargaku, Aamiin.
Insyaallahkeputusan yang sudah aku ambil mulai dari memilih suami sampai menjadi seorang wanita karier tidak pernah aku sesali justru selalu aku syukuri.
Jakarta, 19 April 2018
Anggi
- Hidup Tak Selalu Soal Kesempurnaan, Tapi Menyelesaikan Masalah dan Bertahan
- Pilihan Hidup yang Dipaksakan Hanya Akan Menyiksa Diri Sendiri
- Berpisah untuk Bersatu Kembali, Kunikahi Mantan yang Sudah Berstatus Duda
- Memilih Sesuatu yang Ditentang Banyak Orang adalah Keputusan yang Berani
- Baru Kuliah di Usia 24 Tahun, Tak Ada Perjuangan yang Sia-Sia